TEMPO.CO, Tangerang - Gerakan peduli lingkungan dengan memungut sampah digalakkan di Kota Tangerang. Kegiatan yang diberi nama Gerakan Pungut Sampah (GPS) ini diprakarsai Himpunan Orang Muda Peduli Sampah (Hompimpah) yang mulai memungut sampah-sampah di area Pasar Lama.
Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin mendukung upaya yang dilakukan komunitas peduli sampah ini. “Kuncinya, dari pemimpin sampai warga harus punya komitmen yang sama,” kata Sachrudin, Senin, 21 September 2015.
Sachrudin mengatakan, untuk mewujudkan sebuah kota yang nyaman, tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah, tapi butuh kepedulian tinggi dari seluruh masyarakat. Dia menambahkan, GPS merupakan gerakan perubahan kultur warga Kota Tangerang agar tidak cuek terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.
Sachrudin juga berharap GPS bisa dilakukan secara rutin di seluruh wilayah Kota Tangerang, sehingga kepedulian terhadap lingkungan dari membuang sampah pada tempatnya bisa membudaya di kalangan masyarakat. "Cukup sepuluh menit pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas sehari-hari, dimulai dari sekitar rumah masing-masing,” ujar Sachrudin.
Ketua Hompimpah Romi Abidin mengatakan gerakan ini diawali dari keprihatinan dia dan teman muda lain terhadap kondisi sebagian pasar di Kota Tangerang. Masih minimnya kepedulian masyarakat dan juga pedagang terhadap kebersihan sekitar membuat dia mencoba membuat GPS ini. "Harapannya sederhana: agar masyarakat tahu bagaimana cara memperlakukan sampah dengan benar. Artinya, ya, buanglah sampah di tempatnya," tutur Romi.
Romi juga menjelaskan bahwa gerakan ini akan berlanjut setiap bulan sekali, dengan lokasi berbeda. Kegiatan ini pun mendapat respons positif dari sebuah bank yang menyumbangkan dananya senilai Rp 46,3 juta, yang diaplikasikan dalam bentuk 4 gerobak sampah, 60 tong sampah, dan 75 pot tanaman. Bantuan ini akan didistribusikan ke empat pasar yang ada di Kota Tangerang, di antaranya Pasar Bandeng, Pasar Lama, Pasar Anyar, dan Pasar Mutiara.
AYU CIPTA