TEMPO.CO, Bekasi -Setelah tempat pengolahan sampah terpadu Bantargebang milik Pemerintah DKI Jakarta terbakar, kini giliran tempat pembuangan akhir Sumur Batu milik Pemerintah Kota Bekasi terbakar. "Tidak separah TPST Bantargebang," kata Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Abdillah, Kamis, 24 September 2015.
Menurut dia, TPA Sumur Batu di zona VB sempat terbakar pada Rabu, 23 September 2015. Namun, kebakaran mulai pukul 14.00 WIB itu dapat diatasi selama tiga jam. Api, kata dia, tak sampai menghabiskan zona sampah seluas 1,5 hektar tersebut. "Ada tiga armada pemadam kebakaran," kata dia.
Menurut Abdillah, kebakaran itu diduga dipicu oleh udara panas akibat kemarau panjang, sehingga membuat rumput mengering lalu terbakar. Hal ini diperparah dengan munculnya gas metana yang mudah terbakar. Untuk mengantisipasi, pihaknya tetap menyiagakan armada pemadam kebakara di lokasi. "Jika ada titik baru, bisa langsung dipadamkan," kata dia.
Ia memastikan, kebakaran itu tak sampai menganggu aktivitas buang sampah dari lingkungan masyarakat. Menurut dia, saat ini sekitar 600-700 ton sampah dibuang di zona 1,2 dan tiga yang diaktivkan kembali. Adapun di zona 3,4,5A-D sudah tak dipakai karena ketinggian sudah mencapai 18-20 meter. "Kerugian tidak ada," kata Abdillah.
Sementara itu, TPST Bantargebang yang mengalami kebakaran pada 11 September lalu, baru bisa dipadamkan 13 hari kemudian. Total luas lahan pembuangan sampah milik Pemerintah DKI Jakarta itu yang terbakar mencapai 18 hektar. Antara lain di zona kepala burung 3 hektar dan zona 3 seluas 15 hektar. "Kerugian diperkirakan mencapai Rp 15 miliar," kata Direktur Utama PT Godang Tua Jaya, Rekson Sitorus.
Kerugian itu antara lain mencakup rusaknya pipa pipa penyedot gas metana di gunungan sampah. Selain itu, tak bisanya produksi listrik akibat peristiwa tersebut. Menurut dia, pihaknya membutuhkan waktu cukup lama guna memperbaiki dan memasang kembali pipa tersebut. "Tapi kami bersyukur kebakaran cepat padam dibandung peristiwa sebelumnya sampai sebulan," kata dia.
ADI WARSONO