TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berupaya meningkatkan kualitas udara di Ibu Kota. Ahok, sapaan Basuki, merancang beberapa strategi untuk menekan polusi udara.
"Bus-bus butut yang asapnya hitam nanti tak boleh jalan lagi kalau bus Transjakarta sudah banyak dan terintegrasi," kata Ahok di Lapangan Monumen Nasional, Minggu, 27 September 2015.
Menurut Ahok, cara yang ia tempuh untuk mendesak peremajaan armada bus ialah pemberlakuan aturan tarif rupiah per kilometer. Selain menekan peluang bus menunggu penumpang di tengah jalan, sistem tarif itu bisa memberikan keuntungan kepada pemilik armada. "Sistem ini dibuat untuk memastikan bus datang tepat waktu," ujarnya. (Baca juga: Kata Ahok, Ormas Galak Jitu Atasi Kemacetan Jakarta)
Gubernur kelahiran Belitung Timur itu juga menyiapkan rencana pelebaran jalur pejalan kaki di sepanjang Jalan Sudirman. Pembenahan itu disertai dengan penambahan jalur sepeda. "Sepeda motor tak boleh lagi lewat di jalur lambat Jalan Sudirman," tutur Ahok. (Baca: Ahok: Mohon Maaf, Jakarta Tambah Macet sampai 2018)
Agar masyarakat Jakarta tertarik berjalan kaki di Jalan Sudirman, Ahok meminta gedung perkantoran membuka pagar sekaligus restoran di lantai dasar gedung. Demi menambah suasana makin semarak, pemilik gedung bisa memasang layar raksasa di dinding luar gedung. "Biar Jakarta tak kalah oleh Manhattan di New York," ucapnya.
RAYMUNDUS RIKANG
Baca juga:
Disebut Ahok Berotak Kelas Dua, Ini Reaksi Mengejutkan Jaya Suprana
Dilaporkan Tewas 30 Tahun Lalu, Wanita Ini Ternyata Hidup