TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku bosan dengan penolakan pedagang yang tidak ingin digusur dengan dalih belum ada sosialisasi. "Aduh, kalimat itu gue udah bosen denger," kata Ahok di Balai Kota pada Jumat, 9 Oktober 2015.
Ahok mengaku sempat didatangi seorang pedagang di Pasar Rumput yang berkeras meminta tidak digusur. Selain merasa tidak ada sosialisasi, sang pedagang juga merasa dilindungi peraturan.
Di dalam dokumen yang dia sodorkan, kata Ahok, tertulis masa berlaku selama 20 tahun. "Iya, boleh berjualan selama 20 tahun. Enggak tahunya masa berlaku dia, tuh, 27 Mei 2012," ujar Ahok.
Menurut Ahok, seharusnya pedagang tidak melakukan hal tersebut. "Kayak mau nipu anak kecil tahu enggak," tuturnya. Pembangunan Pasar Rumput pun, menurut dia, dilakukan demi kebaikan pedagang itu sendiri. "Kita mau ubah Pasar Rumput juga untuk kebaikan dia lho."
Pemerintah berencana membangun gedung pasar setinggi 23 lantai. Pedagang tidak perlu membeli unit alias gratis. "Untung, kan. Ngeyel aja," ucapnya. Untuk mengatasi pedagang yang ngeyel tersebut, Ahok akan menutup tokonya. "Kalau dikasih lepasin terus, mana mau tutup, orang dagang mah lupa tutup toko."
Pemerintah berencana merancang kawasan Pasar Rumput, Jakarta Selatan, menjadi lokasi rumah susun dan pasar yang berada dalam satu gedung. Pedagang yang direlokasi dapat berjualan di sana. Rumah susun pun dapat diisi pedagang. Proyek pembangunan di Pasar Rumput termasuk dalam salah satu rangkaian upaya membereskan daerah di sekitar Sungai Ciliwung.
VINDRY FLORENTIN