TEMPO.CO , Jakarta:Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Politik dan Pemerintahan Akbar Faisal mengatakan partainya hampir pasti mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok jika maju dalam pilkada 2017.
"Kami setidaknya sudah saling melakukan penjajakan dan ketertarikan yang cukup, 30-40 persen sudah satu bahasa kami ini. Nasdem suka visi-misi Ahok," kata Akbar dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2015.
Namun, kata Akbar, bukan berarrti Nasdem meminta Ahok berhenti mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk maju sebagai calon independen. "Itu perlu untuk jaga-jaga. Karena, untuk sementara, yang saya baca baru Nasdem yang menyatakan keinginan untuk mendukung Ahok," kata dia. Padahal berdasarkan perolehan kursi Nasdem di Dewan Perwakilan Daerah, partai pimpinan Surya Paloh itu tak bisa mengajukan calon sendiri alias harus berkoalisi. (Lihat video Para Penantang Ahok)
Ketertarikan ini bertambah, apalagi setelah mendengar hasil survey yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting. Survey yang dilakukan terhadap 631 responden menunjukkan 23,5 persen responden memilih Ahok menjabat kembali sebagai gubernur.
Kepopuleran Ahok jauh mengungguli sejumlah nama yang beredar, yang bakal maju dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 mendatang. Seperti Ridwan Kamil dipilih oleh 3 persen reponden, Fauzi Bowo sebesar 2,1 persen, Tri Rismaharini 1,4 persen, Tantowi Yahya 1,4 persen, dan Abraham Lunggana alias Haji Lulung sebesar 0,8 persen reponden.
Namun, dari 631 reponden, sebanyak 63,2 persen belum menetapkan pilihan. Artinya, masih banyak peluang bagi para calon pesaing Ahok untuk merebut hati pemilih dan membentuk karakter di depan publik. Apalagi, Pilkada DKI Jakarta akan dilaksanakan pada 2017 mendatang. "Karena masih lama waktunya, kita belum tahu siapa yang benar-benar maju. Persepsi publik terhadap nama calon gubernur pasti berubah terus," kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan.
SMRC melakukan survey tersebut pada Agustus lalu dengan total responden 631 orang. Metode penarikan sampel adalah dengan multistage random sampling dengan margin of error berkisar kurang lebih empat persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik memprediksi Ahok tak bakal menang. Alasannya, hingga saat ini, Ahok belum memiliki partai pengusung. Apalagi dalam catatan Taufik, Ahok gagal melaksanakan pembangunan di Jakarta.
INDRI MAULIDAR