TEMPO.CO, Jakarta - Cucu dari salah seorang pejuang TNI Angkatan Darat di Timor Leste, Vallen Aditya Deanti, 9 tahun, membacakan puisi yang ditujukan untuk Presiden Joko Widodo. Puisi tersebut ia bacakan sembari meneteskan air mata dengan masih memakai seragam sekolah. Hal ini dapat dilihat dalam aksi warga perumahan Zeni Angkatan Darat, Mampang Prapatan, pada Senin, 26 Oktober 2015.
Berikut ini isi puisi yang dibacakan Vallen.
Yang terhormat Insinyur Joko Widodo, Bapak Presiden Republik Indonesia
Inikah wajah Indonesiaku yang aku cintai?
Inikah Indonesiaku yang aku banggakan?
Kami rindu Indonesia dan pemimpin yang menghargai jasa-jasa orangtua dan kakek kami.
Kami rindu pemimpin negeri ini yang menghormati perjuangan orangtua dan kakek kami.
Bangsa ini tak akan sehebat tanpa perjuangan mereka.
Bangsa ini tak akan semerdeka ini tanpa jasa-jasa mereka.
Kami rindu pemimpin yang mencintai pejuang-pejuang bangsa ini,
Kami rindu pemimpin rakyat kecil seperti kami,
Kami rindu pemimpin yang tidak selalu menindas rakyat kecil.
Biarkan kami hidup dengan tenang. Tanpa penindasan dan tanpa ketakutan untuk mengenang jasa-jasa orangtua dan kakek kami.
Jadikan kami anak-anak yang bangga akan bangsa ini
Jadikan kami bangga sebagai anak pejuang di tanah air ini.
Vallen merupakan cucu dari Sersan Mayor Purnawirawan Sahya, yang pernah berjuang di Timor Timur, yang telah tinggal di perumahan tersebut selama puluhan tahun. Kini, tempat tinggal mereka terancam akan dikosongkan oleh pihak Kodam Jaya.
Warga meminta kepada pihak Kodam Jaya untuk tidak melakukan tindakan apa-apa sampai proses hukum selesai. Sebab, menurut warga, proses hukum adalah proses yang paling adil bagi kedua belah pihak. "Kalau kalah, kami siap keluar dari rumah kami," tutur Mayjen TNI Purnawirawan Syamsudin saat melakukan orasi di hadapan warga.
DIKO OKTARA