TEMPO.CO, Jakarta - Lantaran butuh uang, Leopard Wisnu Kumala, tersangka peledakan bom di Mal Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, nekat membuat lima bom untuk meledakan mal itu. Setelah bom diledakan, tersangka mengancam manajemen Alam Sutera dengan meminta imbalan uang Rp 300 juta.
Belum sempat mendapatkan uang ratusan juta rupiah, tersangka yang juga panai dalam teknologi informasi ini ditangkap polisi. Di hadapan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti, dengan wajah tertunduk, Leopard Wisnu Kumala mengakui perbuatannya. (SIMAK JUGA:Tim Inafis Angkut Sisa Barbuk dari Rumah Pengebom Alam Sutera)
Berikut petikan wawancara antara Khrisna denganLeopard Wisnu Kumala, yang terekam dalam video berdurasi sekitar 5 menit. Video diambil setelah polisi menangkap tersangka, Rabu , 28 Oktober 2015. (Lihat Video Pelaku Bom Mall Alam Sutera “Pemain” Tunggal)
Khrisna: Kamu sudah melakukan (pengeboman) berapa kali?
Leopard: Saya melakukan empat kali di Mal Alam Sutera.
Khrisna: yang pertama tanggal berapa dan bulan apa?
Leopard: Bulan Juli sebelum Agustus.
Khrisna: Meledak atau tidak, ditaruh di mana waktu itu?
Leopard: Di food hall.
Khrisna: Di food hall atau di tempat semprotan pengusir nyamuk cair?
Leopard: Di kaleng Baygon, di tempat-tempat rak, tapi tidak meledak.
Khrisna: Kedua di mana dan kapan?
Leopard: Yang masuk berita itu pak (9 Juli 2015), di kamar mandi, bulan Juli juga.
Khrisna: Yang ketiga ditaruh di mana?
Leopard: Yang ketiga saya coba taruh di tong sampah.
Khrisna: Bulan apa?
Leopard: Seminggu sebelum hari ini (ketika ditangkap).
Khrisna: Tanggal 21 berarti?
Leopard: Sekitar tanggal 10 Oktober, saya taruh di WC kantin, tetapi tidak meledak.
SIMAK JUGA:
Stres Istri Minta Mobil, Leopard Ledakkan Mal Alam Sutera
Pengebom Mal Alam Sutera Seorang Ahli Informasi dan Teknologi
Bom Mal Alam Sutera, Pelaku Belajar Rakit Bom dari Internet
Khrisna: Yang terakhir?
Leopard: Meledak, tanggal 28 Oktober di kantin WC juga.
Khrisna: Kamu bikin bom nya berapa?
Leopard: Bikin lima pak.
Khrisna: Bahan-bahannya dari mana?
Leopard: Toko kimia.
Khrisna: Kamu bisa merakit dari mana?
Leopard: Dari Youtube.
Khrisna: Bom yang sisa satu, kamu mau taruh di mana?
Leopard: Tadinya mau di Alam Sutera juga. Tapi saya berubah pikiran, tadinya tidak mau pasang lagi sudah berhenti, kepikiran-kepikiran hutang. Jadi mau tidak mau ya saya harus cari duit itu sampai cair.
Khrisna: Motifmu apa?
Leopard: Cuma motif keuangan doang pak.
Khrisna: Kamu mengancam sebelum apa sesudah kejadian?
Leopard: Sesudah.
Khrisna: Caranya bagaimana?
Leopard: Saya kirim email.
Khrisna: Kemana?
Leopard: ke pihak Alam Sutera, kemudian biar dia kirim uang dalam bentuk mata uang bitcoin. Sudah itu, saya buka bitcoin dari dia (Alam Sutera), baru saya buka dari ATM.
Khrisna: Mereka pernah bayar gunakan bitcoin tidak?
Leopard: Saya waktu itu minta 100 bitcoin, seharga Rp 3.200.000.
Khrisna: Seratus bitcoin berarti?
Leopard: Rp 300 juta.
Khrisna: Dibayar berapa?
Leopard: Cuma dikasih 0,25% sekitar Rp 700 ribuan. Saya cairin.
Khrisna: Kenapa mereka memberikan?
Leopard: Saya juga tidak tahu, uji coba barang kali.
Khrisna: Keluargamu tahu tidak?
Leopard: tidak ada yang tahu pak saya sendiri.
Khrisna: kenapa memilih Alam Sutera?
Leopard: Saya pikir itu real estate, mewah, dan punya duit banyak.
Khrisna: Melakukannya sendiri atau dengan orang lain?
Leopard: saya melakukannya sendiri pak.
Khrisna: Benar?
Leopard: Sendiri. Karena faktor keuangan doang.
Khrisna: Istrimu tahu tidak?
Leopard: Tidak pak.
Khrisna: kalau merakit di kamar bagaimana?
Leopard: tidak pak, malam-malam setelah istri tidur.
Khrisna: Membawa bom menggunakan apa?
Leopard: Dengan kotak rokok.
Khrisna: Kenapa dapat menggunakan timer?
Leopard: Kapasitor sama resistornya.
BISNIS.COM