TEMPO.CO, Bogor - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga memprediksi sejumlah daerah di wilayah Bogor akan kembali diterjang tiupan angin puting beliung disertai guyuran hujan dengan intensitas lebat serta sambaran petir yang cukup kuat hingga awal bulan Desember mendatang.
Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor Dedi Sucahyono mengatakan cuaca yang sangat ekstrem, yang melanda sebagian besar wilayah Bogor, akibat adanya peralihan dari musim kemarau memasuki musim penghujan.
"Saat ini, Bogor baru memasuki masa transisi dari musim kemarau ke penghujan sehingga pada masa ini Bogor sangat rawan dengan hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang," kata Dedi, Ahad, 1 November 2015.
Cuaca ekstrem pada masa transisi ini disebabkan masih kuatnya konvektif lokal di wilayah Bogor serta adanya perbedaan dan tekanan suhu di udara. "Akibat perubahan dan perbedaan tekanan udara di matas ini mengakibatkan kilatan petir cukup tinggi dan tiupan angin kencang, terutama di wilayah pegunungan," ujar Dedi.
Bahkan berdasarkan pengukuran curah hujan di wilayah Dramaga, mencapai 63,5 mm, Cibalagung Ciomas, 71,5 mm, Cimanggu 80,5 mm, "Sementara untuk kecepatan maksimum angin mencapai 27 khots atau 48 kilometer/jam dari arah tenggara.
"Daerah yang memiliki tingkat curah hujan paling estrem di sekitar wilayah Babakanmadang, Dramaga, sedangkan untuk angin kencang di wilayah Ciomas, Dramaga, Cijerik, dan Rumpin," kata Dedi.
Sementara itu, Bupati Bogor Nurhayanti mengatakan berdasarkan data dari petugas BPBD Kabupaten Bogor, dari tujuh desa di Kecamatan Ciomas yang diterjang angin putting beliung pada Jumat, 30 Oktober 2015 lalu, sebanyak 772 unit rumah rusak. "Dari 772 unit rumah rusak akibat diterjang angin, terdiri atas 102 unit rusak berat, 424 rumah rusak sedang, dan 231 rumah rusak ringan," kata Nurhayanti.
Nurhayanti mengatakan kerusakan ratusan rumah yang terjadi di Kecamatan Ciomas tersebut diakibatkan karena bencana alam sehingga menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten Bogor untuk mengganti dan memperbaiki kerusakannya, "Pemkab Bogor melakukan assessment setelah mendapatkan laporan resmi atau secara tertulis dari pemerintah desa, kecamatan, dan diserahkan ke Pemkab Bogor," kata dia.
Assement bagi masyarakat Kabupaten Bogor, yang menjadi korban bencana alam dan kebakaran itu anggarannya dialokasikan dari biaya tidak terduga dan biaya yang sudah dialokasikan untuk biaya penanggulangan bencana, "Kali ini kami akan ambil dari anggaran tidak terduga yang saat ini masih tersedia sekitar Rp 10 miliar," kata dia.
M SIDIK PERMANA
Baca juga:
Eksklusif: Terkuak, 40% dari Harga Obat Buat Menyuap Dokter
Pemain Chelsea: Mending Keok Ketimbang Menang buat Mourinho!