TEMPO.CO, Bogor - Komandan Yon Intel Kostrad Mayor Inf Deni Eka Gustiana mengatakan, pada saat kejadian penembakan yang dilakukan anak buahnya, Serda Yoyo H, ia sedang melaksanakan latihan militer di daerah Karawang, Jawa Barat.
"Saat itu, saya mendapat informasi penembakan yang dilakukan salah seorang anggota. Kami tengah melakukan latihan di Karawang dan langsung berangkat ke Bogor," kata dia saat ditemui di rumah duka di Jalan Kayu Manis, Kelurahan Cirimekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu petang, 4 November 2015.
Serda Yoyo H, anggota TNI yang bertugas di Yon Intel Taipur Kostrad Cilodong, Depok,
menembak Marsim Jasmani alias Japra, 40 tahun, di depan SPBU 34-16803 Jalan Raya Mayor Oking, Kelurahan Ciriung, Cibinong, Kabupaten Bogor.
Dia mengatakan, sampai di Bogor, Yoyo H sudah ditangkap dan berada di Markas Sub Denpom, Cibinong, untuk dimintai keterangan. Setelah itu, pelaku langsung dibawa ke Markas Denpom di Kota Bogor. "Sementara saya langsung bertemu dengan anggota keluarga dan ke rumah duka, " kata dia.
Menurutnya, senjata api yang digunakan untuk menembak korban merupakan jenis pistol FN, yang merupakan senjata organik dari TNI AD, "Senjata itu merupakan senjata milik negara dan surat senjatanya lengkap."
Pelaku juga memang sedang melaksanakan tugas, tapi dia tidak bisa menyampaikan tugas apa yang sedang dilakukan karena memang tugasnya menjadi intel.
Bahkan, kata dia, wanita yang bersama Yoyo tersebut memang pemilik mobil Honda CRV yang dibawa oleh pelaku dan perempuan tersebut juga merupakan informan.
"Pelaku sudah menikah dan punya anak dua dan perempuan yang sedang bersama dia waktu kejadian itu merupakan jaring agen informan, tapi saya tidak bisa menyebut tugas apa yang sedang dia kerjakan," kata Mayor Inf Deni.
Kejadian penembakan yang dilakukan oleh Yoyo, yang mengakibatkan tewasnya seorang warga, sempat membuat Pangkostrad kecewa, "Kejadian ini mengakibatkan Pangkostrad kecewa, bahkan beliau sudah resmi menyatakan permintaan maaf kepada keluarga korban," katanya.
M SIDIK PERMANA.
Baca juga:
Aktivis Diseret Fadli Zon ke PN, Gubernur Ganjar: Lawan!
Heboh Suap Dokter: Tiga Hal yang Mengejutkan