TEMPO.CO, Jakarta - Terminal Bus Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, hingga kini masih mangkrak. Tidak ada kesibukan yang padat di terminal yang diklaim terluas se-Asia Tenggara itu.
Kepala Tata Usaha Terminal Pulogebang Erwansyah mengatakan terminal yang sudah selesai dibangun sejak 2013 itu memang belum resmi beroperasi. "Kami belum dapat izin operasi dari Kementerian Perhubungan," katanya saat ditemui Tempo di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, pada Kamis, 12 November 2015.
Menurut Erwan, izin operasi terkendala dua hal. Pertama, adanya masalah pembebasan lahan untuk akses jalan tol menuju terminal. Kedua, akses menuju dan keluar melalui jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) belum kunjung selesai. "Kalau berjalan sesuai rencana, jalan menuju JORR baru akan selesai akhir tahun ini," ujarnya.
Erwan mengatakan terminal seluas 15 hektare ini memang dirancang untuk langsung terhubung dengan JORR. Terminal dirancang seperti itu agar bisa mengurangi kemacetan dan beban kendaraan yang masuk ke kota. Jika akses tersebut belum selesai, Kementerian tidak akan mengeluarkan izin.
Terminal Pulogebang kini hanya dimanfaatkan beberapa jenis angkutan umum. "Ada angkot, bus AKAP, dan Metro Mini," tutur Erwan. Namun tiga jenis angkutan itu tidak banyak mengambil penumpang di sana. Hanya bus antarkota yang terlihat terisi penumpang.
Pengelola bus antarkota rute Tasikmalaya-Klender, Ujang, mengatakan tidak banyak penumpang yang naik bus dari Terminal Pulogebang. "Kalau di Pondok Kopi bisa dapat banyak," tuturnya. Bus tersebut memang awalnya menaikkan penumpang di Pondok Kopi.
Erwan berharap pengerjaan akses jalan dari dan menuju ruas jalan tol JORR bisa segera rampung sehingga izin operasi terminal bisa keluar. "Sayang sekali fasilitas seperti ini tidak dimanfaatkan," ucapnya. Jika tidak beroperasi, Erwan mengaku kesulitan memelihara semua fasilitas yang sudah dibuat sejak 2013 itu.
VINDRY FLORENTIN
Baca juga:
TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu
Ini Rangkaian Teror Paris: Stadion Bola hingga Konser Rock