TEMPO.CO, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama sudah genap setahun menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta. Dia dilantik 19 November 2014 untuk menggantikan Joko Widodo yang naik “pangkat” menjadi Presiden RI. “Gue aja lupa tanggal berapa gue dilantik,” kata pria 49 tahun asal Belitung Timur ini di Balai Kota, Rabu, 18 November 2015.
Ada banyak hal yang sudah dilakukan Ahok—sapaan akrab Basuki—meski program-program itu merupakan kelanjutan program yang ia gagas bersama Jokowi. Dalam hal reformasi birokrasi, misalnya, ia membuat terobosan dengan meluncurkan kantor pelayanan terpadu satu pintu pada Januari 2015. Bongkar-pasang pejabat kerap ia lakukan. Selama setahun menjadi gubernur, ia melantik 8.826 orang dan memecat 120 pejabat.
Dalam soal layanan publik, banjir masih menghantui Jakarta. Program-programnya dalam membereskan Kali Ciliwung belum menunjukkan hasil signifikan kendati sudah bisa mengurangi titik-titik banjir. Juga soal sampah yang selalu bermasalah.
Jakarta, yang menghasilkan 6.700 ton sampah sehari, tak punya tempat penampungan dan pengolahannya. Mempercayakan kepada pengelola swasta di Bantargebang ternyata bukan solusi jitu karena banyak persoalan dalam perjanjiannya. Jakarta yang mampu membuat tempat pengelolaan sampah sendiri belum bisa diwujudkan Basuki.
Ia juga disorot dalam hal membereskan permukiman liar karena dilakukan dengan cara menggusur warga. Tapi ia berdalih penggusuran disertai pembangunan rumah susun untuk menampung mereka yang tinggal di tanah negara. Proyek besar mengatasi kemacetan Jakarta memakan ongkos tak sedikit karena jalanan kian macet. “Kalau tak diselesaikan sekarang, kita terlambat mengatasi kemacetan,” katanya.
LINDA HAIRANI | AFRILIA SURYANIS | PUTRI ADITYOWATI | NINIS CHAIRUNNISA| GANGSAR PARIKESIT