TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana menghilangkan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang ada di sepanjang Jalan Sudirman dan Jalan M.H.Thamrin. Jembatan tersebut nantinya diganti dengan jalan penghubung di bawah tanah yang dibangun untuk mendukung moda transportasi mass rapid transit (MRT).
"Jadi nanti Sudirman-Thamrin enggak ada lagi JPO di atas. Semua lewat bawah," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, saat ditemui di Balai Kota, Kamis, 19 November 2015.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah saat dihubungi secara terpisah. Dirinya pun mendukung rencana yang diusulkan Dinas Bina Marga DKI Jakarta dalam rapat penataan fasilitas jalur pejalan kaki Jalan Sudirman koridor MRT Jakarta tahap I pada Rabu kemarin.
"Silakan, masuk saja JPO-nya ke bawah tanah dan terkoneksi dengan shelter MRT. Kan tinggal bikin tangga di bawah tanah saja kan, selesai. Mau dia di atas penumpangnya, mau dia di bawah terkoneksi sama MRT, saya enggak urusan. Yang penting Transjakarta tetap jalan," kata Andri.
Sementara itu, soal ditiadakannya jalur lambat yang ada di jalan tersebut untuk membangun trotoar tanpa pagar, Ahok mengatakan akan segera merealisasikannya pada 2016. "Kami mungkin mulai pertengahan tahun depan bisa mulai. Tunggu MRT pagarnya selesai dulu," tutur Ahok.
Rabu lalu, pada rapat penataan fasilitas jalur pejalan kaki Jalan Sudirman koridor MRT Jakarta tahap I, Ahok menginginkan ditiadakannya jalur lambat yang ada di sepanjang Jalan Sudirman dan Jalan M.H. Thamrin untuk membuat trotoar tanpa pagar.
Selain itu, gedung-gedung yang berada di sekitar jalan tersebut akan diajak bekerja sama untuk membangun fasilitas bagi pejalan kaki, seperti kios atau kafe. Menurut Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal, pengerjaan trotoar tersebut akan berbarengan dengan pembangunan MRT yang saat ini masih berlangsung sehingga saat proyek MRT selesai pada 2018, trotoar tersebut juga sudah selesai dibangun.
ANGELINA ANJAR SAWITRI