TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Muhammad Taufiq menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama suka-suka hati dalam menjalankan pemerintahannya. Akibatnya, suasana kerja menjadi penuh tekanan dan membuat pejabat memilih hengkang.
“Prediksi saya, akan banyak yang mundur karena tidak tenang,” ucapnya kepada Tempo, Rabu, 2 Desember 2015. Ia mengatakan lingkungan kerja saat ini semakin tidak kondusif, terutama karena adanya rencana Ahok memecat pejabat Pemprov DKI yang dianggap tidak becus bekerja.
Kemarin, Kepala Dinas Tata Air DKI Tri Djoko Sri Margianto mengajukan pengunduran diri kepada Gubernur DKI. Ia mengaku ingin menjaga kehormatan sebelum dipecat. “Paling tidak jauh lebih terhormat kalau mundur. Masak, nunggu ditendang?” ujarnya.
Taufiq pun berpikiran sama. Menurut dia, lebih baik pensiun sebagai kepala dinas daripada pensiun sebagai anggota staf. “Orang belum kerja masih mikir mau kerja apa sudah diganti. Mendingan dia mundur, deh,” tuturnya.
Sebelumnya, Ahok mengganti Kepala Inspektorat DKI Jakarta Lasro Marbun dengan Meri Erhanani dan Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Andi Baso dengan Junaedi pada 27 November 2015.
Ahok sendiri memastikan akan mencopot pejabat Pemprov DKI yang tidak becus bekerja, termasuk kepala dinas, pada awal 2016. Ia mengatakan dicopot atau tidaknya seorang pejabat, baik pejabat eselon II, eselon III, maupun eselon IV, bergantung pada beberapa aspek, salah satunya kinerjanya di lapangan selama memegang jabatan yang telah dimandatkannya.
MAYA AYU PUSPITASARI