TEMPO.CO, Jakarta – Kasus korupsi pengadaan alat penyimpan daya listrik atau uninterruptible power supply (UPS) merembet ke mana-mana. Setelah mencopot Lasro Marbun sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan mencopot Sekretaris Daerah Saefullah karena diduga terlibat kasus tersebut.
“Dalam waktu dekat, dia akan saya ganti,” kata Ahok, seperti dikutip Koran Tempo edisi 18 Desember 2015. Ahok bahkan sudah berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo soal rencananya. Ia meminta Jokowi mempercepat izinnya karena administrasi pencopotan pejabat eselon I seperti Saefullah ada di tangan Presiden.
Lasro mengungkap keterlibatan Saefullah saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada November lalu. Ketika itu, Lasro bersaksi untuk terdakwa Alex Usman, pejabat pembuat komitmen proyek pengadaan UPS di Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat.
BACA: Merasa Dibohongi, Ahok Copot Lasro Marbun
Dalam persidangan itu, Lasro menuturkan pembelian UPS atas perintah Saefullah. Perintah mantan Wali Kota Jakarta Pusat ini diketahui ketika Lasro ditelepon Alex, yang meminta persetujuan lelang UPS sebanyak 25 unit. “Dia bilang itu atas perintah Sekda, jadi saya percaya saja,” ucapnya.
Kesaksian Lasro dibantah Alex. “Saya tidak pernah berhubungan dengan Sekda,” ujarnya di Pengadilan Tipikor kemarin. Pengadaan UPS yang mencurigakan itu diungkap Ahok, dan kini terbukti ada suap dari pemenang tender sebesar Rp 8 miliar.
BACA: Ada Miliar Rupiah Suap UPS untuk Ahok, Tapi....
Saefullah menyangkal terlibat pembelian alat pencadangan daya sebanyak 49 unit di Jakarta Barat dan Pusat senilai Rp 339 miliar itu. “Kalau terkait, iya. Semua juga terkait dengan kasus itu,” katanya. “Gubernur Basuki yang menyetujui anggaran perubahan 2014, tapi kan belum tentu terlibat.”
Ihwal rencana Ahok mencopot dia dalam waktu dekat, ia pasrah. “Silakan saja. Saya tidak masalah. Itu keputusan Gubernur,” ucap Saefullah.
BACA: Bisa-bisa Ahok Sendirian Karena Anak Buahnya Korupsi
ERWAN HERMAWAN | SYAILENDRA PERSADA