TEMPO.CO, Jakarta – Puluhan warga kompleks Zeni TNI Angkatan Darat, Mampang, Jakarta Selatan, memperketat penjagaan di lingkungan tempat tinggal mereka. Penjagaan ini dilakukan setelah ada isu penggusuran yang bakal dilakukan institusi TNI.
“Berdasarkan informasi, penggusuran dilakukan dinihari," ujar Bogi Suandi, warga kompleks, saat ditemui Tempo, Minggu dinihari, 20 Desember 2015. Namun, hingga pagi ini, tidak ada penggusuran yang terjadi di tempat itu.
Menurut Bogi, sejak mendapat surat pemberitahuan penggusuran yang pertama pada 30 September 2015, penghuni kompleks secara bergiliran menggelar ronda. Namun, setelah ada isu penggusuran pada dinihari tadi, hampir seluruh penghuni kompleks tidak tidur semalaman. “Tentara itu kan bisa datang kapan saja,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, terlihat beberapa penduduk menjaga pintu masuk kompleks yang mereka sebut sebagai Pos 1. Pada pintu tersebut terpasang duri serta berpagar tinggi. Adapun pos jaga di kompleks Zeni ini terdapat di lima titik yang tersebar di pintu masuk serta di dalam kompleks.
Kondisi pos-pos lain pun tak jauh berbeda. Terlihat sejumlah penduduk berjaga karena takut penggusuran dilakukan pada dinihari. Bahkan sejumlah jalan ditutup dengan kayu dan pagar tinggi. Namun, hingga pukul 03.20, saat Tempo hendak pergi dari lokasi, tidak ditemukan tanda-tanda penggusuran akan terjadi.
Sejak awal penghuni kompleks menyatakan tidak bersedia meninggalkan tempat tinggal mereka. Karena itu, setelah menerima surat pemberitahuan penggusuran, penghuni kompleks bersiap melawan. Mereka mengklaim rumah yang mereka tempati tersebut milik pribadi, bukan institusi TNI. Karena itu, mereka akan mempertahankan tanah warisan tersebut.
Koordinator pengunjuk rasa Handoyo mengatakan, sejak Rabu lalu, warga perumahan Zeni sudah pasang badan. Keamanan lingkungan perumahan juga diperketat sejak permintaan mereka ditolak Kodam Jaya. Portal diturunkan untuk mencegah warga asing masuk ke lingkungan perumahan. "Dari kemarin, kami sudah memperketat penjagaan, tidak akan ada warga asing yang bisa sembarangan masuk," ujarnya.
Rumah yang akan disengketakan adalah yang berada di RT 1-4 RW 3. Sebanyak 70 rumah dari 117 warga terancam penggusuran. "Binatang saja akan marah jika rumahnya dirusak, apalagi rumah manusia," tuturnya.
Warga perumahan Zeni rencananya akan dipindahkan ke perumahan Benteng di daerah Cilodong. "Kami enggak mau pindah ke perumahan di Cilodong karena itu tanah yayasan. Nanti, sudah tinggal di sana, disuruh pindah lagi karena itu tanah yayasan," ujar salah seorang warga yang ikut berunjuk rasa.
Warga menyatakan akan pindah jika memang ada payung hukumnya dan mendapat kejelasan, termasuk kepemilikan surat tanah di tempat berikutnya.
BAGUS PRASETIYO | ABDUL AZIS | ARIEF HIDAYAT