TEMPO.CO, Jakarta - Penangkapan pilot sebuah maskapai saat sedang berpesta narkoba bersama sejumlah awak pesawatnya di Provinsi Banten pada Sabtu, 19 Desember 2015, sempat mengundang pertanyaan di kalangan publik tentang seberapa kuat aturan antinarkoba di dalam dunia penerbangan.
Pengamat penerbangan, Alvin Lie, mengatakan setiap pilot pesawat komersial sudah pasti diwajibkan menjalani uji kesehatan setiap enam bulan sekali.
“Untuk mencegah ada yang lolos uji kesehatan itu, penjaringan yang lebih efektif adalah lewat uji acak di bandara,” katanya saat dihubungi Tempo, Rabu, 23 Desember 2015.
Alvin mengatakan pilot pencandu narkoba bisa lolos karena mereka tahu betul sistem tes medis itu. Dia mengatakan uji acak bisa dilakukan Badan Narkotika Nasional, maupun Kementerian Perhubungan di semua bandara saat pilot dan awak pesawat akan berangkat atau selesai bertugas. “Uji sampel rambut saja sudah cukup.”
Alvin berpendapat bahwa tes medis penerbangan sudah ada standarnya. “Konon jejak narkoba di rambut lebih sulit hilang daripada di darah dan urine.”
Pakar penerbangan, Gerry Soejatman, berpendapat bahwa tidak sterilnya para pilot dari narkoba karena maskapai tidak mengurusi kehidupan pribadi para karyawannya. “Tes yang bisa dijalani para pilot dan awak sebelum terbang juga tak mungkin tes penuh,” katanya saat dihubungi.
Menurut dia, yang saat ini lebih sering diperhatikan adalah kebijakan maskapai untuk memecat karyawan yang terlibat penyalahgunaan narkoba.
Selain itu, Gerry mengatakan sebuah uji medis juga berpeluang false positive, dalam artian tak selamanya benar. “Pernah ada pilot suatu maskapai ditangkap setelah tes ini, sampai diberitakan di media. Setelah lanjut ke BNN, ternyata negatif.”
BNN membongkar aksi pesta narkoba pilot dan awak pesawat sebuah maskapai tersebut di Banten pada Sabtu, 19 Desember 2015, melalui kerja sama dengan TNI dan Kepolisian Resor Tangerang Selatan. Empat orang di sebuah apartemen Jalan Marsekal Suryadharma, Kota Tangerang.
Pilot berinisial SH berusia 34 tahun, pramugara MT (23), dan pramugari SR (20) ditangkap bersama seorang ibu rumah tangga berinisial NM (33). Kepala BNN Budi Waseso mengatakan di tempat kejadian perkara petugas langsung menjalankan prosedur tes urine kepada empat orang tersebut. Hasilnya, pilot SH positif menggunakan ganja, sedangkan SR dan MT positif menggunakan amphetamine dan sabu. NM sendiri saat dicek petugas hasilnya positif menggunakan sabu.
YOHANES PASKALIS