TEMPO.CO, Jakarta - Anggi Hermanto, 28 tahun, korban tewas dalam tawuran dua kelompok pemuda di Cengkareng pada Ahad dinihari kemarin ternyata memang menjadi sasaran utama lawan-lawannya. Sejumlah saksi melihat Anggi nekat menantang langsung musuhnya meski kalah jumlah.
"Jumlah anggota kelompoknya lebih sedikit. Yang lain mundur, dia tetap maju," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Cengkareng Ajun Komisaris Taufik Ikhsan saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Januari 2016. Ia menjelaskan, korban merupakan pemimpin kelompoknya, para pemuda dari Jalan Lapangan Satu, RW 03, Kelurahan Kapuk.
Aksi nekat tersebut membuat nyawanya melayang. Anggi dikeroyok Sumanto dan dua orang lain. Ia tewas akibat luka tusukan di dada kanannya yang menembus paru-paru.
Pembunuh Anggi, Sumanto, merupakan orang yang ditakuti di kalangan kelompoknya. Dalam tawuran tersebut, Sumanto memimpin para pemuda dari Jalan Ampera Rawa Gabus, RW 11.
Menurut Taufik, pemicu tawuran adalah saling ejek yang terjadi antarkelompok. Para pemuda bersepakat menyelesaikannya lewat tawuran. "Bahasa mereka, 'ayo main', maksudnya tawuran. Akhirnya, mereka janjian buat bertemu," ucapnya.
Kemarin sekitar pukul 02.30, dua kelompok pemuda ini bentrok di Jalan Masjid Al-Munawaroh, Kapuk Raya, Cengkareng.
Seusai keributan, Anggi ditemukan warga terkapar bersimbah darah. Meski dilarikan ke Rumah Sakit Bunda Suci, Cengkareng, nyawanya tak tertolong. Di tubuhnya ditemukan luka tusuk di dada sebelah kanan tembus ke paru-paru serta luka di pergelangan tangan dan kaki.
Polisi berhasil menangkap Sumanto, yang merupakan juru parkir di pangkalan metro 92. Dua pelaku lain yang turut menyerang korban masih dicari.
AHMAD FAIZ