TEMPO.CO, Jakarta - Diana,47 tahun warga Jakarta yang beralamat di Jalan Taman Kebon Sirih 3 no.9, RT.009 RW 010, Kelurahan Kampung Bali, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat mengaku terkurung di dalam rumahnya sendiri bersama keluarganya selama lima hari terakhir. "Kami terkurung di rumah gara-gara ditutup PT.Asuransi Jiwasraya," ujarnya saat dihubungi Tempo, Minggu, 10 Januari 2016.
Diana mengatakan, penutupan rumahnya berawal dari sengketa tanah dan bangunan yang sudah ia huni secara turun temurun sejak 1948. Sengketa tersebut berlangsung sejak tahun 2007 dengan PT. Jiwasraya. "Saya baru mengetahui kalau Jiwasraya punya sertifikat Hak Guna Bangunan rumah kami sejak 1994 pada 2007, namun kami curiga jika ada permainan dari pemerintah," katanya.
Pada Rabu 6 Januari 2016, Diana mendapat panggilan polisi untuk diperiksa, dengan tuduhan memasuki rumah tanpa seizin pemilik. "Pada hari dan jam yang sama, PT. Jiwasraya mengirim surat ke kelurahan, memberitahukan bahwa akan ada eksekusi terhadap rumah kami dan minta bantuan aparat kelurahan," katanya.
Pada 6 Januari 2016 pagi, kata Diana, sejumlah petugas Polres Jakarta Pusat sudah tampak di depan rumah. Pada pukul 08.00 WIB, sejumlah pria berpakaian preman muncul dan berteriak-teriak di depan rumah Diana. Mereka kemudian menutup pintu dan jendela rumah Diana dengan papan. Bahkan pintu pagar depan dan pintu garasi pun ikut dirantai gembok dari luar.
"Polisi membiarkan saja peristiwa tersebut terjadi. Kami ketakutan. Pada pukul 10.00 WIB, suami saya mencoba keluar rumah melalui atap garasi," kata Diana. Namun nahas, suami Diana terjatuh, tangan dan kaki patah. "Dia berteriak-teriak kesakitan, tapi tidak ada yang bisa menolong," ujar Diana.
Menurut Diana, suaminya yang mengalami patah tulang tersebut baru bisa dikeluarkan dengan bantuan warga pada malam harinya. " Suami saya ditandu keluar, disaksikan Pak Lurah dan Ketua RW," katanya.
Akibat peristiwa ini, kata Diana, anak-anaknya terpaksa tidak masuk sekolah hingga saat ini. Untuk makan sehari-hari, Diana mengaku dibantu oleh tetangganya. "Kami makan diberi sama tetangga. Diantarnya pake galah," ujarnya.
Untuk menyelesaikan masalah ini, Diana meminta bantuan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan surat yang dikirmkan melalui email. "Kami sudah kirim email sejak Juma'at namun belum mendapat jawaban dari Ahok," ucapnya.
Sampai berita ini diturunkan, tanggapan dari PT Asuransi Jiwasraya, Polres Jakarta Pusat dan Gubernur Jakarta masih diupayakan.
ABDUL AZIS