TEMPO.CO, Depok - Kepala Badan Pertanahan Nasional Kota Depok Dadang M. Fuad mengaku pihaknya belum dilibatkan dalam pembahasan Depok Outer Ring Road. Menurut dia, mengenai pembebasan lahan sudah ada mekanismenya, yang nantinya bakal dilakukan BPN. Pemerintah Kota Depok bakal membangun jalan Depok Outer Ring Road. Pembangunan jalan yang melingkari Depok ini diharapkan menjadi solusi kemacetan dan penyediaan jalan baru di Kota Depok, Minggu, 17 Januari 2016. "Sampai sekarang, belum ada pembahasan itu ke BPN," ucapnya.
Dadang mengatakan baru mendengar rencana pemerintah membangun DORR. Menurut dia, pembebasan lahan untuk DORR bakal menemui jalan terjal. Penyebabnya, dalam setiap pembebasan lahan selalu terjadi pembahasan yang alot dengan warga. "Harga sering tidak sesuai dengan keinginan warga. Tapi itu hal yang wajar," ujarnya.
BPN, tutur dia, bakal bekerja setelah ada rancangan dan surat keputusan penetapan lokasi yang telah ditentukan bakal dibebaskan. Secara prosedur, kata dia, pembebasan lahan sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. "Yang pasti, nanti kami mengacu pada undang-undang itu. Setelah ada SK penetapan lokasi, baru tahapan pelaksanaan melibatkan BPN," ucapnya.
Seiring dengan bergulirnya rencana pembangunan itu, warga telah mematok harga tanah dengan nilai tinggi. Yatinem, 55 tahun, warga RT 1 RW 9, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, mengaku tidak menolak penggusuran, asal harganya sesuai. Warga meminta tanah 1 meter dihargai Rp 10 juta. "Pembebasan ini sudah lama," ujarnya.
Menurut dia, rencana pembebasan lahan justru sudah ada sejak 1990-an. Bahkan, pada 2005, warga pernah diajak rapat membahas pembebasan jalan. Jalan tembus Juanda ini, tutur dia, seharusnya dibangun lebih dulu daripada Jalan Tol Cijago. "Tapi kenyataannya Jalan Tol Cijago duluan yang sudah dibangun," katanya.
Eka Mulyani, 29 tahun, warga RT 1 RW 9, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, menyatakan sudah mendengar wacana ini sejak empat tahun lalu. "Tapi baru dengar saja," ucapnya. "Pasaran tanah di rumah saya Rp 7 juta per meter," ujarnya.
IMAM HAMDI