TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendeklarasikan Rintisan Program Sekolah Aman Bencana di Propinsi DKI Jakarta. Ahok menuturkan perlu ada budaya sadar bencana sejak dini.
"Perkenalkan pengetahuan pengelolaan risiko bencana kepada pelajar di sekolah," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 19 Januari 2016.
Program sekolah aman menekankan pada pengembangan tiga pilar yakni, sarana dan prasarana yang aman, manajemen penanggulangan bencana di sekolah dan pendidikan pengurangan risiko bencana.
Ahok menginginkan seluruh sekolah yang ada di Jakarta tidak hanya aman dari segi fisik dan bangunan, tapi termasuk pengelolaan risiko bencana di kalangan guru atau pelajar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Denny Wahyu menambahkan Pemda DKI akan menjadikan lima sekolah sebagai proyek percontohan program sekolah aman. Ia meyakini program bisa memperkecil risiko bencana di sekolah. "Partisipasinya anak-anak bisa dengan menjaga kebersihan lingkungan, bantu kesiapsiagaan bencana atau bantu evakuasi," ujarnya.
Wahyu menjelaskan nantinya BPBD bersama LSM akan membuat pedoman untuk membina pengembangan kapasitas pendidikan. Sedangkan menyangkut sarana menjadi tanggung jawab dinas teknis seperti Dinas Pendidikan, Dinas Perumahan dan sebagainya.
Jakarta memiliki lebih dari 5.000 sekolah. Baru 62 sekolah yang menjalankan konsep sekolah aman bencana.
Program sekolah aman ini adalah kerja sama Dinas Pendidikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan beberapa LSM, seperti Yayasan Tanggul Bencana Indonesia (YTBI), Plan International Indonesia, Save the Children-Yayasan Sayangi Tunas Cilik, dan Wahana Visi Indonesia.
AHMAD FAIZ