TEMPO.CO, Depok - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyatakan Depok sebagai kota yang sangat subur dalam perkembangan teroris. Musababnya, Depok sebagai salah satu kota basis utama Negara Islam Indonesia.
Peneliti ahli dari BNPT, Sidratahta Mukhtar, mengatakan Depok sebagai kota yang rawan perkembangan teroris di Indonesia. Ditilik dari sejarah, Depok merupakan wilayah berkembangnya NII, yang dianggap sebagai penyebar fundamentalis agama. "Depok memang salah satu tempat bersemainya teroris, karena basis NII," ucapnya, Rabu, 20 Januari 2016.
Baca juga: BNPT Sebut Ada 2,7 Juta Orang Indonesia Terlibat Terorisme
Bahkan, ia melanjutkan, keberadaan kampus-kampus di Depok ikut menyuburkan perkembangan teroris. Salah satu contohnya, kampus Universitas Indonesia, pernah ada seorang mahasiswa sarjana tekniknya yang menyimpan amunisi di sana.
Seorang anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang diduga terlibat kasus teror di Sarinah, Bahrun Naim, merupakan salah satu mahasiswa universitas di Solo. Apalagi, Depok yang kondisinya sudah menjadi kota metropolitan dengan banyak generasi muda. "Teroris sangat berpotensi berkembang dengan keadaan Depok seperti sekarang," kata Mukhtar.
Mukhtar menambahkan, ada warga Depok berdarah Bima, yang diduga telah ikut menjadi anggota ISIS, tewas karena bom bunuh diri. Warga Depok tersebut, tewas sebulan lalu. "Berdasarkan info yang kami terima memang benar warga Depok, yang tewas sebulan lalu," ujarnya.
Baca juga: Gabung ISIS, Ketua KNPI Depok Tewas di Suriah
Dia menuturkan teroris di Indonesia sudah banyak yang moderat, dan terafiliasi oleh partai. Teroris moderat, kata dia, banyak yang bergabung dengan partai Islam. "Sudah banyak yang moderat teroris saat ini," ujarnya.
IMAM HAMDI