TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kompleks Berlan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, mengaku resah dengan peredaran narkoba di wilayahnya. Hal itu diungkapkan Sumiyati, 65 tahun, Ketua RW 03, Kelurahan Kebon Manggis.
Sumiyati menjelaskan, maraknya narkoba membuat warga sering men-sweeping orang luar yang diduga sebagai pembeli narkoba. "Kami di sini juga perangi, kami cecer, kami tangkap, ada 12 tuh kemarin dapat, orang luar semua," kata Sumiyati saat ditemui Tempo, Rabu, 20 Januari 2016
Sumi menunjukkan sebuah video yang diunggah dalam situs YouTube untuk membuktikan razia yang dilakukan warga. Video tersebut berjudul Dikormas Karena Diduga Mau Beli Narkoba - Matraman Jakarta.
Dalam video berdurasi tujuh menit tersebut, terlihat sepasang pria-wanita disidang warga setempat di balai RW. Selain itu, ada warga yang ramai-ramai mengejar mobil Honda Jazz karena pemiliknya diduga habis bertransaksi narkoba.
Sumi menuturkan pelaku penyalahgunaan obat-obatan terlarang bukan warga asli Berlan, melainkan orang luar. Ia meminta masyarakat tidak memberi cap Berlan sebagai kampung narkoba. "Kami sendiri sudah gerah. Itu orang luar yang bikin jelek."
Namun Sumi tidak memungkiri bahwa di Kompleks Berlan ada penduduk yang menjadi pecandu narkoba. Menurut dia, hal itu berawal dari kenakalan remaja saja, bukan berarti Berlan sarang narkoba. "Sekarang di setiap kompleks pasti ada pemakai narkoba. Maka, saya bilang sama para RT, jangan ada yang tutup mata," ujarnya.
Seorang warga asli Berlan mengatakan gencarnya sweeping narkoba yang dilakukan masyarakat akibat menurunnya kepercayaan kepada polisi. Ia menuturkan polisi sering datang ke Berlan dan menangkap orang yang diduga pelaku narkoba. Namun, ia menduga, di tengah jalan, polisi bernegosiasi sehingga pelaku bisa bebas. “Jengah lapor polisi. Mereka yang punya duit bisa 'cincai',” tutur warga itu.
Empat anggota Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Sektor Senen menggerebek rumah Yola, terduga bandar narkoba, di Jalan Slamet Riyadi IV, Senin, 18 Januari 2015. Aksi tersebut berujung pada pengeroyokan terhadap polisi, sehingga menyebabkan Bripka Taufik dan informan polisi, Japri, tewas ketika menyelamatkan diri dari amuk massa dengan melompat ke Sungai Ciliwung.
Warga Berlan mudah mengenali para calon pembeli narkoba Yola lewat gerak-geriknya. Selain wajahnya yang tidak dikenali warga sekitar, biasanya para “pasien” yang datang memarkirkan kendaraan di sembarang tempat di wilayah Berlan. Lalu mereka berjalan kaki menuju Jalan Slamet Riyadi karena akses jalan yang sempit.
AHMAD FAIZ