TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pers Yoseph Stanley mengatakan tak ada kode etik yang dilanggar dari foto-foto yang ditampilkan oleh Tempo terkait dengan tragedi bom dan penembakan di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis pekan lalu.
Menurut dia, foto-foto tersebut justru membuka fakta bahwa masyarakat Indonesia tidak siap menghadapi teror. Di sisi lain, foto-foto tersebut juga berhasil memberikan informasi lengkap mengenai posisi pelaku ketika kejadian sedang berlangsung.
Baca Juga:
"Pemberitaan media massa tentang aksi teror memang sebaiknya tidak menimbulkan kepanikan. Namun pekerjaan jurnalis adalah memberikan informasi tentang apa yang sesungguhnya terjadi," ujarnya saat menjadi pembicara di Diskusi Ruang Tengah di gedung Tempo, Kamis, 21 Januari 2016.
Ia juga menjelaskan, foto yang menjadi cover Majalah Tempo merupakan sebuah bentuk ajakan kepada publik untuk berperang melawan terorisme, bukan sebaliknya.
Tempo mengadakan diskusi membahas cover Majalah Tempo yang terbit Senin lalu. Diskusi digelar di lantai 7 gedung Tempo, Kamis, 21 Januari 2016. Cover majalah, yang menampilkan gambar seorang pelaku teror Thamrin tengah menembak seorang polisi, dianggap kontroversial dan melanggar kode etik jurnalistik.
Dalam acara bertajuk "Etika Di Belakang Kamera: Benarkah Cover Majalah Tempo Melanggar Kode Etik?", Tempo menghadirkan Aditya Noviansyah, fotografer Tempo yang mengabadikan gambar peristiwa bom Thamrin sebagai narasumber. Selain itu, hadir Yosep Stanley dari Dewan Pers, Oscar Motuloh dari Antara, dan Muhamad Heychael dari RemoTivi sebagai pembicara.
Cover Majalah Tempo menampilkan potongan gambar peristiwa bom yang terjadi di Jalan M.H. Thamrin, 14 Januari lalu. Dalam gambar tersebut, terlihat seorang pelaku tengah menodongkan pistol dan menembak seorang polisi. Foto tersebut diambil oleh Aditya Noviansyah, fotografer Tempo, yang secara tidak sengaja berada di lokasi kejadian.
INGE KLARA SAFITRI