TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Kartini, Leo Tantino, mengaku capek atas berbagai tudingan memanipulasi presensi yang mengarah kepadanya. Dia pun enggan berkomentar atas tudingan tersebut. "Saya sudah capek di-bully di berbagai media," katanya ketika dihubungi Tempo.
Leo dicopot sebagai Lurah Kartini, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat pekan lalu. Ia dituding memanipulasi presensi. Kecurangan Leo baru terbongkar seusai inspeksi mendadak oleh Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Arifin, Kamis dua pekan lalu. Leo pun dipindah menjadi anggota staf biasa di kantor Wali Kota Jakarta Pusat.
Masalah presensi Leo ini diakui petugas prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Kartini, Saepudin. Saepudin merupakan pegawai yang mewakili presensi Leo. Ia mengaku tak mendapatkan bayaran apa pun dari Leo. Pria 40 tahun ini tak kuasa menolak perintah Leo. "Tak ada paksaan juga. Ini hanya loyalitas bawahan terhadap atasan," ucap Saepudin di Kelurahan Kartini, Rabu, 27 Januari 2016.
Saepudin menuturkan tak ada satu pun pegawai Kelurahan Kartini yang mengetahui kecurangan Leo. Sebab, Leo memintanya tak menceritakan peristiwa itu kepada siapa pun. Setelah ada peristiwa itu, Saepudin siap kena sanksi dari pengganti Leo sebagai Lurah Kartini, Samuel. "Kalaupun diberhentikan, saya siap," kata ayah satu anak ini.
GANGSAR PARIKESIT