TEMPO.CO, Depok - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) Arist Merdeka Sirait mendesak pemerintah menjamin keberlangsungan pendidikan anak-anak dari keluarga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), yang kini hidup di penampungan. Saat hijrah ke Kalimantan, semua anak-anak eks anggota Gafatar tidak bersekolah.
"Harus kembalikan (mereka) lagi kedaulatan sekolah. Hak kesehatan dan makanan mereka juga harus terjamin," katanya saat meninjau lokasi penampungan sementara eks anggota Gafatar di Taman Wiladatika Cibubur, Depok, Kamis, 28 Januari 2016. (Baca juga: Eks Anggota Gafatar Trauma Dituding Makar dan Sesat)
Selain itu, Arist meminta masyarakat membuang stigma dan opini bahwa Gafatar berbeda dengan warga pada umumnya. Menurut Arist, mereka harus diperlakukan sama seperti orang Indonesia lain di masyarakat.
Saat eks pengikut Gafatar itu melakukan transmigrasi ke Kalimantan Barat, kata dia, sekolah cukup jauh dan tidak ada. Karena itu, para orang tua menerapkan home schooling untuk anak mereka. Apa pun keyakinannya, ia mengatakan, hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak harus dipenuhi.
Keluarga, kata dia, harus memberi tumpangan bagi mereka yang ingin kembali. Arist juga meminta pemerintah daerah memfasilitasi sementara tempat tinggal dan makan mereka. "Buat anak senyaman mungkin. Pastikan mereka diterima saat kembali," ujarnya. (Baca juga: Eks Anggota Gafatar Minta Ganti Rugi Asetnya di Kalimantan Timur)
Arist menuturkan eks anggota Gafatar sudah mendapat “stempel” diusir dari Kalimantan. Jadi, bagaimanapun, pemerintah daerah mesti memastikan kepulangan mereka dapat diterima dan penanganan yang layak. "Jangan lama-lama di tempat penampungan. Saya saja melihatnya stres," tuturnya.
Ia mengingatkan bahwa anak-anak tidak bersalah dan tidak boleh menjadi korban dalam situasi darurat. "Anak-anak punya agama dan negara. Jadi perlakukan mereka sama. Mereka tidak berbeda," ujarnya.
Kepala Sub-Bidang Pemulihan dan Penguatan Sosial Direktorat Perlindungan Sosial Bencana Alam Tetrie Darwi mengatakan ada sekitar 20 persen anak-anak dari total 712 eks anggota Gafatar yang mengungsi di Taman Wiladatika Cibubur. Saat ini Kementerian Sosial sedang melakukan kegiatan psikososial untuk mendata dan mengetahui apa yang mereka butuhkan dan inginkan. "Termasuk harapan mereka setelah dipulangkan," ucapnya. (Baca juga: Eks Anggota Gafatar ke Gubernur Aher: Saya Mau Curhat, Pak...)
IMAM HAMDI