TEMPO.CO, Jakarta - Kriminolog Universitas Indonesia, Eko Haryanto mengatakan kecurigaan polisi pada peran Jessica Wongso, kawan dari Wayan Mirna Salihin, yang tewas setelah minum kopi vietnam awal Januari 2016 lalu, wajar belaka.
“Wajar polisi mencurigai Jessica, karena sejauh ini (bukti--) mengarah kuat ke sana,” ujar Eko saat dihubungi Tempo, Jumat, 29 Januari 2016.
Eko menuturkan sebagaimana yang diungkapkan polisi dan diberitakan di media, kecurigaan penyidik memang seakan-akan seluruhnya tertuju pada Jessica. “Memang secara umum sudah terarah ke Jessica, tapi bisa jadi ada tersangka lain,” kata dia.
Beberapa hal yang menunjukkan bahwa polisi mengincar Jessica adalah adanya kecurigaan polisi soal celana yang dipakai Jessica saat kejadian, upaya polisi menelusuri kabar kalau Jessica pernah bekerja di industri kimia, dan orang tua Mirna yang seolah yakin bahwa Jessica adalah tersangka utama.
Eko berujar, tugas utama polisi adalah mencari siapa yang memasukkan sianida ke dalam kopi vietnam Wayan Mirna. “Bisa Jessica , bisa orang lain, memang tidak boleh menghakimi,” ucapnya. Eko menilai langkah yang diambil polisi saat ini sudah benar, dengan mengumpulkan seluruh kesaksian dan mengumpulkan barang bukti.
Eko mengatakan ada satu alat bukti kuat yang belum dipublikasikan polisi yaitu rekaman kamera pengintai (CCTV) di dalam tempat kejadian, Café Olivier, di Mall Grand Indonesia, Jakarta. “Di situ kelihatan visualisasi lengkap, bisa diketahui apa yang dilakukan Jessica, apa ada yang dimasukkan ke dalam kopi,” katanya.
Eko menuturkan kemungkinan ada juga pihak ketiga yang terlibat, namun tidak ada di tempat kejadian perkara. Dialah tersangka utama yang menugaskan eksekutor. “Pihak ketiga bisa seperti petugas dapur atau pelayan.”
Pembuktian melalui CCTV misalnya, menurut Eko penting untuk memperkuat pembuktian materiil dan rasional. Pembuktian ini yang kemudian diperkuat dengan kesaksian para ahli.
GHOIDA RAHMAH