TEMPO.CO, Jakarta - Ahli hipnoterapi Dewi P. Faeni mengatakan ada yang mencurigakan pada perilaku Jessica Wongso, teman ngopi Wayan Mirna Salihin, yang tewas di Restoran Olivier. Meski dituduh sebagai pembunuh temannya, ia tampak tenang dan tak terusik. "Ia bahkan menikmati," katanya dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Januari 2016.
Dewi mengatakan mata bisa menunjukkan orang sedang berbohong. Jadi, saat berdialog, kontak mata sangat penting. "Saat diwawancara, eye movement-nya sangat cepat," ujarnya. Artinya, ada kegelisahan yang besar.
Dewi menjelaskan, saat mata melirik ke sudut kanan atas, itu menunjukkan ia sedang berbohong. Sedangkan jika melihat ke sudut kiri atas, ia sedang mengingat data.
Akhir-akhir ini, Dewi tak melihat kegelisahan itu di mata Jessica. Ada kemungkinan, kata dia, Jessica mulai terbiasa dengan pertanyaan yang itu-itu saja. Jadi, saat menjawab pun, ia melakukannya dengan lancar. Namun Dewi melihat Jessica mulai tidak konsisten dalam jawabannya.
Terakhir Dewi melihat, mata Jessica sudah tak setegas saat pertama kali diperiksa. "Mungkin sudah dilatih karena sudah tiga minggu. Jadi terbiasa," ucapnya. Ia mengatakan pemeriksaan ini biasanya akurat hingga 62 persen.
Kecurigaan lain muncul dari perilakunya yang sama sekali tak berempati. Menurut Dewi, saat orang baru saja kehilangan, seharusnya ia merasa sedih dan berempati. Namun Dewi tak melihatnya dalam mata Jessica.
MAYA AYU PUSPITASARI