TEMPO.CO, Tangerang - Kepolisian Resort Tangerang melayangkan panggilan kepada pengendara sepeda motor Andri Putra, 18 tahun warga Jambe yang menabrak Dzat Sri Latansi, 47 tahun seorang guru TK honorer dan putrinya, Elok Mumpuni (10) pada Jumat lalu. Hingga hari ini, Sri mengalami koma dan dirawat serius di ICU Rumah Sakit Umum Siloam.
Kepala Satuan Lalu-lintas Polresta Tangerang Komisaris Eko Bagus Riyadi menyatakan pelaku juga mengalami patah tangan, saat ini masih dirawat juga di RS Mulia Insani. “Hari Selasa kami panggil untuk menjalani pemeriksaan,” kata Eko, Sabtu 30 Januari 2016.
Eko juga mengatakan pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi yang melihat kejadian naas itu. Sampai saat ini karena masih dalam taraf proses penyelidikan, polisi juga belum menetapkan tersangka.
Diberitakan sebelumnya, korban Dzat dan Elok ditabrak Andri saat keduanya hendak menyebrang jalan di jalan Aria Jaya Sentika, Desa Kedondong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Dzat saat itu baru pulang dari mengajar di Taman Pendidikan Al Quran.
Karena ditabrak kencang, Dzat mengalami koma dan patah rahang. Sedangkan Elok, siswi kelas V SD itu mengalami bocor kepala dan kaki kanan luka robek sehingga dijahit.
Yang menyedihkan, selama ibunya menjalani perawatan, Elok dirawat tetangganya, Marganeti, warga Perumahan Mustika, di mana Elok dan ibunya tinggal. Sri merupakan janda yang baru enam bulan ditinggal mati suaminya, Adi seorang tukang ojek. Kasus ini selain sudah ditangani kepolisian, Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Puskesmas Pasir Nangka juga sudah mengurus keperluan perawatan Sri di RS Siloam.
Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Tangerang, Nani Isnaeni mengatakan pasien Sri bisa dibiayai dengan dana kartu sehat (Jamkesda). “Ada jaminan kesehatan, karena pasien memegang kartu sehat,” kata Nani.
Warga di lingkungan RT 02 RW 04 Perumahan Mustika, di mana Sri tinggal pun bahu-membahu. Marganeti mengatakan tetangga bergiliran menunggui Sri di rumah sakit. “Hari ini aka nada rapat pihak kami dengan rumah sakit, ada rencana operasi rahang Bu Sri,” kata Marganeti kemarin.
Adapun Elok tak banyak bicara, termasuk saat dijenguk sahabatnya di bangku sekolah, Aurora Sang Kinanthi. “Aku mau sekolah hari Senin,” ucapnya lirih. Kakinya masih pincang, bekas luka jahitan yang diperban juga masih tampak pada kaki kanannya.
Meski sudah bermain di sekitar rumahnya, Elok tak bisa menyembunyikan raut wajah sedihnya. Dia hanya berharap ibunya lekas sehat dan bisa berkumpul kembali seperti semula.
AYU CIPTA