TEMPO.CO, Jakarta - Edhi Darmawan Salihin, ayah Wayan Mirna Salihin, memastikan saudara kembar Mirna, Sendy Salihin, menjalani pemeriksaan polisi, Senin, 1 Februari 2016. Dia berujar, Sendy dimintai keterangan seputar keluarga, Mirna, dan hubungan Mirna dengan Jessica Kumala Wongso, tersangka dalam kasus kematian saudaranya.
"Saya nemenin Sendy, dia diperiksa, ditanya soal Mirna dan Jessica," ujar Edhi Darmawan di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta. Saat mendatangi kantor Direktorat Kriminal Umum Polda Metro, Edhi tampak datang dan keluar seorang diri. Tak terlihat Sendy ikut masuk atau keluar.
Edhi pun enggan mengomentari keberadaan Sendy setelah diperiksa. Edhi tiba pukul 14.30 WIB tadi dan baru keluar pukul 19.00 WIB. Namun, menurut Edhi, Sendy mengenal Jessica karena berkuliah di tempat yang sama dengan Mirna, yaitu di Billyblue College of Design Sydney, Australia. "Kuliahnya bareng, tapi beda jurusan."
Baca juga : Polisi sebut tersangka pembunuh Mirna hanya satu
Tak hanya menemani Sendy, Edhi hari ini kembali dipanggil polisi untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. "Polisi sedang melakukan pemeriksaan lagi, saya dipanggil," katanya menjelaskan maksud kedatangannya.
Jessica Kumala Wongso, teman minum kopi Wayan Mirna Salihin, resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus kematian Mirna yang tewas pada 6 Januari 2016. Sebelumnya, Jessica berstatus sebagai saksi. Namun setelah polisi melakukan ekspose dan gelar perkar, Jessica ditetapkan sebagai tersangka.
LIHAT VIDEO: Ayah Mirna: Anak Saya Mati, yang Beli Kopi Dia
Jessica ditangkap di Hotel Neo Mangga Dua Square, Mangga Dua, Jakarta Utara, Sabtu, 30 Januari 2016, pukul 07.45 WIB. Penangkapan dilakukan Penyidik Subdit Jatanras dipimpin Komisaris Polisi Tahan Marpaung.
Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, meninggal setelah minum kopi es Vietnam di Kafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Saat itu, Mirna sedang bertemu dengan dua temannya, yakni Jessica dan Hani. Tak lama setelah meminum kopinya, Mirna merasa mual hingga muntah-muntah.
Mirna juga mengalami kejang-kejang dan dari mulutnya keluar busa. Mirna akhirnya meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo, setelah sebelumnya mendapat bantuan oksigen dari klinik di Mal Grand Indonesia.
Dari hasil autopsi yang dilakukan Laboratoriun Forensik Polri, ditemukan kandungan zat sianida dalam sampel cairan lambung Mirna. Zat serupa juga ditemukan di dalam kopi yang ia minum.
GHOIDA RAHMAH