TEMPO.CO, Tangerang - Petugas Balai Besar Karantina Hewan Bandara Soekarno-Hatta menggagalkan upaya penyelundupan belasan reptil yang dilakukan oleh Cheuk Wai Ho, seorang penumpang pesawat Cathay Pacific tujuan Hong Kong.
"Disembunyikan dalam koper di sela-sela pakaian," ujar Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Bandara Soekarno-Hatta Muhammad Musyaffak Fauzi di kantornya, Kamis, 4 Februari 2016.
Musyaffak mengatakan berbagai jenis hewan reptil itu dikemas sedemikian rupa untuk mengelabui petugas. Sebanyak 15 ekor ular sanca hijau (Morelia viridis) berwarna kuning keemasan dikemas dalam kotak bening, biawak jenis Argentina red tegur (Tupinambis rufesces) dikemas dalam kantong-kantong kain, dan seekor kura-kura bintang (Giochelon radiata). Dia menyembunyikan hewan-hewan tersebut karena tak mempunyai dokumen resmi.
Upaya penyelundupan ini terjadi pada Rabu malam, 3 Februari 2016, setelah petugas Aviation Security (Avsec) di Pintu 2D, Terminal 2 Keberangkatan, mencurigai bentuk koper yang ditenteng Wai Ho. Dari hasil pemeriksaan x-ray terlihat barang mencurigakan.
“Petugas yang memperhatikan itu lalu memeriksa koper milik terduga, setelah dibuka benar saja terdapat belasan binatang reptil tersebut,” ujar Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan Kantor Balai Besar Karantina Pertanian Bandara Soekarno-Hatta Zainal Abidin.
Petugas kemudian memeriksa seluruh barang bawaan milik Cheuk Wai Ho untuk memastikan kembali isi dari tas koper milik terduga. Menurut Zainal, hewan yang dibawa warga Cina itu memang bukan tergolong hewan langka yang dilindungi tapi dia membawa hewan itu tidak dilengkapi dokumen. Dokumen itu untuk mengetahui hewan yang dibawa tergolong dilindungi atau tidak. "Semestinya dilengkapi dengan surat angkut satwa ke luar negeri dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup," katanya.
Setelah memeriksa dan mendapatkan pernyataan dari Wai Ho, petugas pun melepaskan pria tersebut. Wai Ho mengaku jika hewan yang dibawanya itu dibeli dari Pasar Pramuka, Jakarta Timur, dan akan dijadikan hewan peliharaan di Hong Kong. Wai Ho gagal terbang karena harus menjalani pemeriksaan.
JONIANSYAH HARDJONO