TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki musim hujan pada awal 2016, sedikitnya 770 orang terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bogor. Dua di antaranya, yang merupakan anak balita, meninggal.
"Petugas kami masih melakukan rekam medis jumlah penderita DBD yang masuk dan dirawat di RSUD kami. Untuk sementara, tidak kurang dari 230 orang dan dua pasien anak di antaranya meninggal," kata pejabat humas RSUD Cileungsi, dr Desriza, saat dihubungi Tempo, Jumat, 5 Februari 2016.
Menurut Desriza, lonjakan jumlah pasien yang terjadi di RSUD Cileungsi ini mengakibatkan semua ruangan perawatan sudah terisi penuh. Bahkan pihak rumah sakit harus menambah tempat tidur di ruang poli kebidanan dan ruang anak.
"Kami tidak boleh menolak semua pasien DBD yang datang ke RSUD. Jika ruang perawatan penuh, pasien akan mendapatkan observasi di IGD," tuturnya.
Setelah mendapat observasi, jika ruangan sudah tersedia, pasien akan dirujuk ke ruang perawatan. Sedangkan pasien yang harus mendapatkan perawatan khusus di ruang ICU, setelah mendapatkan observasi, akan dirujuk ke RS yang memiliki fasilitas ICU. "Kami belum memiliki fasilitas ICU sehingga, jika ada pasien gawat membutuhkan perawatan ICU, akan dirujuk," tuturnya.
Jumlah pasien yang masuk ke RSUD Cileungsi yang terserang DBD sebagian besar merupakan warga Kecamatan Cileungsi, Jonggol, Kelapanunggal, Cariu, dan Sukamakmur. "Ada juga warga Cibarus, Bekasi, yang sempat masuk, tapi paling banyak yang masuk dan dirawat di sini adalah warga Cileungsi, Jonggol, Cariu, dan Sukamakmur," katanya.
Berdasarkan data yang diperoleh, sedikitnya 770 warga Kabupaten Bogor yang terjangkit DBD dirawat di sejumlah RSUD, di antaranya RSUD Ciawi sebanyak 196 orang, RSUD Cileungsi 230 orang (2 orang meninggal), RSUD Kota Bogor 141 orang, serta RSUD Cibinong 116 orang (2 pasien diduga meninggal).
M SIDIK PERMANA