TEMPO.CO, Depok - Sebuah ledakan terdengar di Grand Depok City, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok, pada pukul 08.30, Selasa, 9 Februari 2016. Akibat ledakan itu, seorang polisi dan dua warga sipil tergeletak. Asap terlihat masih mengepul ke udara.
Suasana bertambah mencekam ketika seorang pemuda yang membawa ransel dan selempang melepaskan tembakan ke arah kerumunan masyarakat. "Mana polisi. Mana polisi. Mana polisi," teriak pria itu sambil menodongkan senjata api.
Puluhan polisi langsung datang ke lokasi tempat ledakan pertama terjadi. Adu tembak tidak bisa dihindari. Polisi memberondong pria tersebut. Tiga peluru bersarang di tubuhnya dan pria itu pun roboh.
Peristiwa itu tidak sungguh-sungguh terjadi. "Ini hanya peragaan," kata Kepala Polresta Depok Komisaris Besar Dwiyono. Peragaan ini penting untuk melatih kesiapan polisi menghadapi aksi teror. "Polisi harus profesional menghadapi ancaman dan menyesuaikan kondisi. Masyarakat juga harus berpartisipasi dan mengikuti arahan polisi."
Dalam simulasi teror bom dan serangan bersenjata api ini, diperagakan penanganan dan antisipasi agar masyarakat tidak mendekat ke lokasi kejadian. Berkaca pada teror bom di kawasan Jalan M.H. Thamrin, banyak masyarakat mendekati lokasi kejadian.
Padahal, satu kali ada bom, tidak menutup kemungkinan ada serangan selanjutnya, seperti yang disimulasikan ini. Untuk itu, diperagakan juga penanganan polisi agar tidak mendekat oleh Satlantas Polresta Depok. "Jangan dekati lokasi saat kejadian seperti ini. Sebab, warga bisa menjadi korban," ucapnya.
Adapun personel polisi yang diturunkan ialah 26 Raimas, 15 Jaguar, 30 Reskrim, 3 Sniper, 6 Patkol, 35 Intel, 18 tenaga medis, dan 8 identifikasi. "Total ada 150 personel gabungan," tuturnya.
Project Manager GDC, Toto Hertoni, mengapresiasi simulasi penanganan ini untuk mengantisipasi serangan teroris. Dengan simulasi ini, masyarakat jadi tahu bahaya bila mendekati lokasi teror. "Kami jadi tahu bagaimana penanganan pertama bila ada teroris, terutama bila ada pengunjung yang datang di tempat hiburan atau belanja," ujarnya.
IMAM HAMDI