TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya mengatakan bahwa kabar terjadinya perampokan di angkutan umum yang berujung pada tewasnya karyawan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Bagus Budiwibowo, tidak benar.
"Kabar kasus itu masih simpang siur karena keterangan sopir dan kernet angkutan umum yang bersangkutan berubah-ubah," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro, Komisaris Besar Krishna Murti di markas Polda Metro Jaya, Ahad malam, 14 Februari 2016.
Krishna mengatakan bahwa kenyataan kasus ini akan tetap didalami polisi. Polisi sempat menghadirkan sopir dan kernet bus Metro Mini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang yang menjadi sumber awal tersebarnya informasi perampokan terhadap Bagus.
Dari info yang beredar, Bagus dirampok oleh 4 orang yang berada dalam MetroMini tersebut, Kamis, 11 Februari 2016, kemudian didorong jatuh ke sebuah jalan di daerah Menteng. Bagus yang terluka dibawa oleh sopir dan kernet Metro Mini tersebut ke rumah sakit.
"Kami mengakui bahwa cerita perampokan hanya karangan kami," ujar sopir bernama Muhammad Sasih tersebut di markas Polda Metro. Sasih bersama kernetnya, Muhammad Hendar. Baca Cerita Sopir Sebelumnya
Sasih mengaku menyampaikan cerita bohong pada keluarga Bagus dan polisi karena takut diamuk massa. Bersama Hendar, dia sepakat mengarang cerita perampokan yang akhirnya muncul di sejumlah media.
"Kami takut massa ngamuk, karena pak Bagus jatuh dan luka," ujar Hendar yang belum secara jelas menyampaikan alasan ketakutan mereka.
Menurut Sasih saat kejadian, penumpang hanya empat orang laki-laki ditambah sopir dan kernet. Menurut kernet, Bagus terjaauh karena licin. Setelah Bagus jatuh, tiga penumpang lain meninggalkan Metromini dan sopir serta kernet membawa korban ke RSCM.
Polisi sampai saat ini masih mendalami kasus ini, termasuk memastikan keterangan Sasih dan Hendar yang belum konsisten. "Saat ini tas dan dompet korban masih ada, disimpan polantas yang saat itu bertugas di lokasi jatuhnya korban. Namun, ponsel korban kami ketahui hilang," ujar Krishna.
Ahad siang, beredar kabar tewasnya Bagus setelah didorong dari atas Metro Mini oleh perampok. Bagus dikabarkan berusaha mempertahankan telepon genggamnya yang dicomot pelaku.
Bagus sempat dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk mendapat pertolongan.
"Kepala bagian belakangnya cedera akibat menghantam aspal. Pendarahan di otaknya terlalu parah." ujar Hani Buntari, rekan Bagus saat dihubungi, Ahad, 14 Februari 2016.
Bagus yang berusia 41 tahun itu menghembuskan nafas terakhirnya Sabtu kemarin. Jenazahnya dibawa ke Kudus, Jawa Tengah. "Sudah dimakamkan, Minggu jam 11 pagi," ucap Hani.
YOHANES PASKALIS