TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan Gubernur DKI Jakarta bakal dilaksanakan pada 15 Februari tahun depan. Waktu semakin sempit, bakal calon semakin galak promosi.
Sederet nama mulai muncul menjadi penantang Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelang pemilihan kepala daerah 2017. Marco Kusumawijaya adalah orang pertama yang mendeklarasikan diri maju melalui akun media sosialnya pada September 2015.
Pengamat perkotaan ini berencana maju. Ia menginginkan Jakarta lebih baik ketimbang ketika dipimpin Basuki alias Ahok. “Saya melihat Ahok bukan orang yang tepat untuk Jakarta,” kata dia kemarin.
Selang beberapa hari setelah Marco, giliran mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault yang mengumumkan dirinya maju untuk menghadapi Ahok. Ia mendeklarasikan rencananya di sebuah hotel di Jakarta Selatan. “Saya ingin membatasi mal, hotel, dan menolak reklamasi,” ujarnya.
Partai Gerindra juga aktif menjaring bakal calon Gubernur. Dari delapan calon hasil aspirasi kader pada Desember 2015, lima kandidat menyatakan kesiapannya mengikuti pemilihan pada Februari tahun depan.
Berikut profil mereka:
1. Yusril Ihza Mahendra
Usia: 60 tahun, kelahiran 5 Februari 1956
Pekerjaan: pengacara pendiri Ihza & Ihza Law Firm, mantan menteri sekretaris negara.
Jalur: partai politik. Hidayat Nur Wahid dari PKS pernah menyatakan dukungannya untuk Yusril.
Pada 2008, Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa Yusril terkait uang milik Tommy Soeharto yang disimpan di Banque Nationale de Paris (BNP) Paribas, London. Tommy mendaulat kantor hukum Yusril untuk mencairkan dana US$ 10 juta yang disimpan atas nama rekening Motorbike Corporation, milik Tommy, yang diduga menampung hasil kejahatan. BNP menolak mencairkan dana itu kecuali atas persetujuan pemerintah Indonesia dan hanya bila ditransfer ke rekening pemerintah. Kantor hukum Yusril lalu bergerilya panjang hingga akhirnya dana itu ditransfer sementara di rekening milik Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan HAM saat itu.
2. Abraham Lunggana alias Haji Lulung
Usia: 56 tahun, kelahiran 24 Juli 1959
Pekerjaan: Anggota DPR DKI dari fraksi PPP
Jalur: Partai politik
Lulung menjadi beken setelah membawa Lamborghini saat pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta 2014-2019. Slogannya saat itu "Meludah saja bisa jadi duit". Ia pernah diperiksa terkait kasus uniterruptible power supply sebagai Koordinator Komisi E DPRD DKI periode 2009-2014. Tugasnya mengumpulkan pokok pikiran alias aspirasi anggota dewan untuk dimasukkan dalam APBD.
3. Adhyaksa Dault
Mantan menteri pemuda dan olahraga 2004-2009
Namanya tidak lepas dari kasus korupsi proyek Hambalang yang merugikan negara Rp 243 miliar itu. Menteri pemuda dan olahrag setelah adhyaksa, andi mallarangeng, mengatakan proyek itu sudah disetujui sejak 2003. Ia hanya meneruskan program yang dicanangkan Adhyaksa.
Adhyaksa membantah pernyataan Andi. Menurutnya, bila hanya meneruskan, kenapa nilai proyek itu membengkak dari yang ia usulkan Rp 125 miliar menjadi Rp 2,5 triliun.
4. Sandiaga Uno
Nama Pengusaha besar ini tak lepas dari putaran kasus korupsi yang terjadi di sekitarnya. KPK beberapa kali memeriksanya sebagai saksi terkait kasus pencucian uang Nazaruddin yang membeli saham perdana PT Garuda Indonesia. Sandiaga disebut menjadi komisaris di PT Duta Graha Indah, perusahaan pemenang proyek Wisma Atlet yang menyuap Nazaruddin.
5. Nachrowi Ramli
Mantan Kepala Lembaga Sandi Negara
Purnawirawan TNI ini pernah maju dalam Pilgub DKI 2012. Ia menjadi wakil untuk Fauzi Bowo. Saat itu, ia sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial untuk menggaet suara. Menurutnya, orang Betawi harus memilih sesama Betawi sebagai pemimpin. "Silahkan keluar dari Betawi kalau tidak memilih orang Betawi," katanya pada September 2012.
INDRI MAULIDAR | PDAT