TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok murka dengan pengelola tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Sebabnya Ahok menyebut pengelola mempersulit syarat pembukaan pintu tol ke Terminal Bus Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Dia juga kesal karena pengelola tol meminta potongan pajak bumi dan bangunan sebesar 50 persen.
"Saya bilang kurang ajar banget pengelola jalan tol, termasuk operator semua jalan tol minta diskon PBB 50 persen, itu bisa sampai ratusan miliar," ujar Ahok, Senin, 15 Februari 2016.
Ahok menyebut pengelola tol meminta Pemerintah DKI untuk membayar seluruh sistem Teknologi Informasi untuk membuka pintu tol ke Pulogebang. Ahok mengakui menyetujui permintaan itu. Tapi dia terkejut ketika pihak tol meminta jaminan ganti rugi sebesar Rp 4 miliar.
"Gila nggak? Rp 4 miliar. Jadi kalau dia rugi, dia mau makan nih duit," lalu ia menambahkan "Saya bilang aja, lu kurang ajar banget! Minta diskon ratusan miliar untuk jalan tol tapi minta jaminan Rp 4 miliar, kamu menghina? Kenapa gak percaya sama kita," tegasnya.
Ahok mengatakan akan setuju memberikan uang jaminan Rp 4 miliar. Tapi semua tol yang meminta potongan PBB juga dihapuskan. "Bila perlu saya naikin PBB-nya, biar bangkrut semua, saya beli. Kita buang itu nggak ada lagi tol dalam kota," ujarnya.
Ahok menegaskan Pulogebang bukan buat dirinya namun buat umum. "Emangnya keluar masuk ke terminal Pulogebang duitnya masuk ke saya? enggak lho, ini masuk ke tol. Orang gila aja nih saya bilang! Minta diskon sama kita," ujar Ahok.
Ahok berharap pihak tol dan DKI saling bekerja sama secara baik. "Kamu minta Rp 4-5 miliar kita tetep bayar, tapi gak saya kasih diskon. Masa dia nggak punya tenggang rasa gitu, makanya saya marah."
ARIEF HIDAYAT