TEMPO.CO, Depok - Warga di RT 1 RW 5 Kelurahan Pondokjaya, Kecamatan Cipayung, Depok, beramai-ramai menghapus coretan di tembok rumah mereka, Rabu, 17 Februari 2016. Warga waswas setelah terjadi kasus pencurian di salah satu rumah bertanda graffiti. Warga menduga graffiti tersebut merupakan tanda yang dibuat pencuri untuk dijadikan sasaran.
Salah satu korban pencurian, Dodi Akbar, 28 tahun, mengatakan pencuri masuk rumahnya pada Rabu, sekitar pukul 03.00. Dia membuka gerbang depan dan mencongkel jendela dengan obeng. "Sepertinya pencuri itu sudah tahu kondisi rumah dan lingkungan kami," kata Dodi, Kamis, 18 Februari 2016.
Menurut Dodi, setelah berhasil masuk rumah, pencuri itu mengendap-endap menuju kamar tidur ibunya. Saat itu ibunya sedang tidur bersama cucu dan anaknya di dalam kamar. "Pencuri terlihat ingin mengambil sesuatu dengan merogohkan tangannya mencari-cari barang di dekat pintu kamar orang tua saya," ucapnya.
Dodi yang belum tertidur dan memergoki pelaku dan berteriak maling. Adik korban yang tertidur terbangun. Dia langsung mengejar pencuri tersebut. "Pencuri berhasil lari menggunakan sepeda motor bersama temannya. Kami hanya bisa mengejar sampai ujung jalan," katanya.
Meski pelaku hanya berhasil membawa lari telepon seluler, kata dia, kriminalitas itu telah meresahkan warga. Tidak menutup kemungkinan pelaku membahayakan jiwa korban karena dia membawa senjata tajam. "Beberapa kejadian pelaku pencurian yang masuk ke rumah membunuh korbannya. Itu yang kami takuti," ujarnya.
Ia menduga rumahnya telah menjadi sasaran pencurian karena terdapat simbol graffiti yang tidak diketahui pencoretnya. Coretan itu dia temukan di tembok gerbang.
Dodi mengaku telah menyusuri sepanjang gang rumahnya untuk mencari simbol serupa. Namun dia tidak menemukan graffiti dengan motif yang sama. Yang dia lihat hanya tulisan menggunakan cat menyerupai arah tanda panah. "Saya menduga tulisan ini ada kaitannya," ujarnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Teguh Nugroho membenarkan kabar adanya motif pencurian di permukiman warga dengan cara menandai dengan coretan. Hal yang sama, kata dia, pernah pula terjadi di wilayah Pancoran Mas. "Di Pancoran Mas ada warga jadi korban pencurian. Setelah dicari ada simbol graffiti-nya," ujarnya.
Teguh menduga ada aktor intelektual yang mengajari para pencuri tersebut dengan modus serupa. Mereka memetakan rumah yang akan dicuri dengan berpura-pura menjadi pengamen, pemulung, atau lainnya.
Dengan cara seperti itu mereka juga mencari jalan keluar yang aman setelah berhasil mencuri. "Warga harus mewaspadai bila ada coretan di dinding rumahnya. Lebih baik segera dihapus, dan lebih waspada," ucap Teguh.
IMAM HAMDI