TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan program kantong plastik berbayar dapat menurunkan minimal 50 persen sampah plastik.
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian LHK Sudirman mengatakan total sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. "Sebanyak 14 persennya plastik," katanya dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional pada car-free day di Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 21 Februari 2016.
Sudirman mengimbau masyarakat, saat berbelanja, membawa tas belanja sendiri. "Supaya plastik yang tidak ramah lingkungan dan sulit terurai oleh alam bisa dikurangi," ujarnya.
Sudirman mengatakan pemerintah menargetkan tahun ini kantong plastik berbayar sudah digerakkan sedikitnya oleh 23 kota. Uji coba juga diterapkan di 23 kota itu. Kota-kota tersebut antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Balikpapan, Tangerang, Depok, Bekasi, Banda Aceh, Jayapura, dan Ambon. Sudirman mengatakan belum semua peretail menerapkan kantong plastik berbayar. Termasuk belum diterapkan di pasar tradisional. "Bertahap," ujarnya. (Baca juga: Menteri Ferry: Kantong Plastik Adalah Bencana)
"Kami uji coba untuk produk-produk supermarket menengah ke atas," ucapnya. Misalnya Alfamart dan Giant. Peretail yang melakukan uji coba itu adalah 32 ribu perusahaan di bawah Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mencanangkan uji coba kantong plastik berbayar mulai hari ini, Minggu, 21 Februari 2016. "Akan ada evaluasi sebelum diterapkan pada Juni," kata dia dalam acara yang sama.
Supaya intens, kata Siti, evaluasi harus dilakukan sebulan sekali dan menurunkan petugas, termasuk petugas independen. Menurut dia, dari uji coba ini, aspeknya akan keluar segala hal. "Macam-macam, yang berhubungan dengan kebijakan ini," tuturnya. (Baca juga: Peringatan Hari Peduli Sampah Semarak di Surabaya)
REZKI ALVIONITASARI