TEMPO.CO, Tangerang - Salah satu pabrik pencacah botol bekas (recycling business unit) di wilayah Tangerang Selatan bernama Reksa Buana Utama (RBU) beromzet sekitar Rp 560 juta per bulan.
Pabrik itu dipasok sekitar 60 supplier dari wilayah Tangerang hingga Jakarta. RBU menjadi salah satu usaha dari program tanggung jawab sosial perusahaan Aqua. "Kami ingin bisnis yang sustainable, tidak mengambil untung, tapi tidak boleh rugi," kata Jack Pradono, Direktur Kesehatan Aqua Group, kepada Tempo, Ahad, 21 Februari 2016.
Jack mengatakan setiap bulan RBU mencacah 80 ton botol plastik minuman menjadi kepingan bernama Flakes PET. Kepingan PET lalu dijual dengan harga Rp 7.000 per kilogram. Pencacahan itu membutuhkan waktu hanya 30 menit dengan kapasitas sekitar 400 kilogram botol. Pabrik itu beroperasi dari Senin hingga Jumat.
Menurut Jack, RBU mulai beroperasi pada Februari 2014. Hingga saat ini, RBU memiliki 44 karyawan yang sebagian besar perempuan dari mantan pemulung. Bahkan pabrik itu menerima tenaga tambahan yang diberi upah Rp 300 per kilogram botol untuk pemilahan botol-botol bekas sesuai dengan jenisnya.
RBU membeli botol bekas dengan harga sekitar Rp 4.300 per kilogram. Jack menuturkan, dari omzet Rp 560 juta per bulan, RBU mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp 30 juta. Keuntungan yang diperoleh tidak masuk perusahaan Aqua Group, melainkan dijadikan modal tambahan untuk kegiatan operasional RBU.
Selain itu, 44 karyawan yang dipekerjakan sudah mendapatkan fasilitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Bahkan mereka memperoleh gaji sekitar Rp 2 juta setiap bulan dari bisnis pencacahan botol itu.
Pabrik yang terletak di pinggir Sungai Cisadane itu memiliki luas hampir 2.000 meter persegi. Jack berujar lahan itu disewa dari salah seorang penduduk dengan tarif Rp 150 juta per lima tahun.
Marnisa, salah satu karyawan di RBU berusia 45 tahun, mengaku bersyukur bisa bekerja di pabrik itu. Ia bahkan terbantu oleh BPJS Kesehatan yang diterimanya. Sebab, sebelumnya, ia menderita penyakit tumor di kepala. Marnisa menilai ekonomi dan kesehatannya terbantu dengan bekerja di RBU.
DANANG FIRMANTO