TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengapresiasi tindakan Jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Kalijodo menjelang penertiban. "Yang dari gereja sudah kirim surat ke saya. Katanya akan ikut dan taat aturan pemerintah," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa, 22 Februari 2016.
Berdasarkan surat tersebut, Ahok mengatakan, jemaat gereja itu akan membongkar sendiri gereja mereka. "Mereka bilang, namanya umat beragama, harus taat firman Tuhan, taat pemerintah juga. Sebab, yang terjadi di sana (bangunan di jalur hijau) adalah pelanggaran," ucapnya.
Menurut Ahok, tindakan semacam itu sangat dihargai pemerintah. "Keputusan sejumlah kepala keluarga untuk pindah ke rusun juga kami hargai."
Baca: Krishna Murti: PSK Kalijodo Banyak yang Terjerat Utang
Soal eksekusi penertiban Kalijodo, Ahok mengatakan tak akan ada penyingkatan waktu. Semua akan dilakukan sesuai jadwal, yaitu pada 29 Februari 2015. "Enggak ada istilah lebih cepat, surat peringatan pertama, kan, waktunya tujuh hari."
Ahad, 21 Februari, jemaat GBI di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, melakukan ibadah kebaktian untuk terakhir kalinya. Bangunan gereja itu akan dikosongkan. Mereka harus meninggalkan gereja yang sudah berdiri selama 48 tahun itu.
Ahok sempat menanggapi minimnya resistensi alias perlawanan yang dilakukan warga Kalijodo, Jakarta Utara, saat operasi pembersihan penyakit masyarakat (pekat) Sabtu lalu. Ahok beropini bahwa pihak yang mungkin muncul menentang penggusuran hanya orang tertentu.
"Kalaupun nanti ada perang-perangan paling dari pemilik kafe. Kalau warga sadar kesalahan, kok," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, 22 Februari 2016.
YOHANES PASKALIS