TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh masyarakat Kalijodo, Abdul Azis, atau Daeng Azis, mengakui memiliki sejumlah bisnis di Kalijodo, Jakarta Utara. Bisnis itu di antaranya pemasok tunggal bir di kawasan yang terkenal dengan prostitusi dan perjudiannya itu.
Bagaimana sejarah Daeng Azis bisa sampai memiliki dan menguasai bisnis di Kalijodo? Wartawan Tempo, Rezki Alvionitasari, berhasil mewawancarai pria 47 tahun ini di Intan Bar miliknya, Jumat, 19 Februari lalu. Pagi itu, Azis sedang mengecek kesiapan warga Kalijodo berdemonstrasi ke DPRD DKI Jakarta.
Dalam wawancara sekitar 38 menit itu, Azis menjawab pertanyaan tentang kapan dia pertama kali datang ke Kalijodo, apa yang dilakukannya, termasuk bagaimana sejarah konfliknya dengan kelompok lain di Kalijodo. Berikut ini petikannya.
Bagaimana cerita pertama kali Anda sampai ke Kalijodo?
Saya ke sini pada 1989 akhir, dibawa kakak sepupu saya, Abdul Kadir Karaeng Ledeng. Dia keturunan raja. Kami sama-sama asal Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Apa yang Anda lakukan ketika itu?
Kami punya warung-warung kecil gitu. Jual minuman, rokok, Fanta. Sampai akhirnya saya dipercaya oleh perusahaan bir untuk menjual produknya. Kalau sudah laku, baru saya bayar. Jadi cuma modal percaya.
Anda pernah bentrok dengan kelompok lain pada tahun 2000-an. Bagaimana ceritanya?
Itu tidak usah diungkap. Tidak ada dalam sejarah.
Anda juga pernah menodongkan pistol ke Krishna Murti ketika dia menjabat Kepala Kepolisian Sektor Penjaringan?
Itu enggak usah dipertanyakan.
(Dalam bukunya berjudul Geger Kalijodo, Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menuliskan pengalamannya saat ditodong tersebut. Ketika itu Krishna hendak melakukan penertiban setelah mendengar ada keributan antara kelompok Mandar dan Makassar pada 2002. Adik Aziz bernama Udin tewas oleh kelompok lawan. Aziz yang emosional sempat menodongkan pistol ke Krishna, yang mencoba meminta pistol itu. Keesokan harinya, Aziz ditangkap karena kepemilikan senjata api dan kasus perjudian.)
Nama Anda kian berkibar di Kalijodo setelah dua peristiwa itu?
Enggak paham saya (sembari tertawa kecil).
Bagaimana hubungan Anda dengan Komisaris Besar Krishna Murti yang sekarang menjabat Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya?
Dia itu komandan saya.
Anda sepertinya tidak ingin membicarakan masa lalu atau sejarah Anda?
Pertanyaannya seharusnya tentang apa yang terjadi sekarang ini. Kita harus betul-betul berbicara tentang apa yang ada saat ini. Kalau yang sudah berlalu, jangan ditanyakan lagi. Hukum itu berlaku untuk yang ada saat ini.
TS