TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mewanti-wanti agar jangan sampai penggusuran Kalijodo, Jakarta Utara, yang dilaksanakan pada Senin, 29 Februari 2016, menjadi tontonan warga sekitar.
"Bikin macet. Emang ini tontonan?" kata Ahok di Markas Satuan Patroli Daerah Direktorat Polisi Air Polda Metro Jaya, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu, 27 Februari 2016.
Alasan Ahok tak ingin banyak warga yang menonton adalah daerah tersebut dekat dengan jalan layang menuju Bandara Soekarno-Hatta. Ia tak ingin banyaknya kerumunan warga menyebabkan jalanan menjadi macet.
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memberikan surat peringatan kedua untuk warga Kalijodo agar segera mengosongkan lokasi. Jika tak segera pindah, Ahok mengancam akan memberikan surat peringatan ketiga. Bahkan ia berniat mengerahkan Satpol PP untuk mengusir mereka jika SP3 tetap tak diindahkan.
Bekas kawasan prostitusi itu akan dijadikan ruang terbuka hijau oleh Pemerintah Provinsi. Saat ini sudah ada 186 keluarga yang pindah ke Rumah Susun Pulogebang. Sedangkan warga yang tinggal di luar Jakarta akan dipulangkan ke daerah asal masing-masing.
Pemerintah pun menyediakan biaya pulang kampung mereka. "Mau tiket apa? Eksekutif? Bisnis? Tinggal bilang," ujar Ahok.
Ahok pun berjanji membantu menyediakan pelatihan kerja bagi warga Kalijodo yang ingin alih profesi. Mereka akan diajari menjahit, bekerja di salon, dan menjadi montir bagi laki-laki. Untuk anak-anak yang tak mau pindah sekolah ke tempat baru, pemerintah menyediakan bus sekolah yang bisa mengantar-jemput mereka dengan gratis.
MAYA AYU PUSPITASARI