TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan Warga Kalijodo yang masih bertahan di tengah pembongkaran menggelar doa bersama di Jalan Raya Tubagus Angke, Senin, 29 Januari 2016, siang. Warga berdoa dipimpin oleh salah satu tokoh Kalijodo, Leonard Eko Wahyu.
Leonard mengatakan doa ini merupakan doa terakhir yang mereka panjatkan di Kalijodo sebelum pembongkaran selesai. "Kami berkumpul di sini untuk berdoa terakhir kali. Kami orang Kalijodo punya nostalgia di sini, beranak-cucu di sini," ujarnya di Kawasan Kalijodo, 29 Februari 2016.
Leonard mengatakan, atas penggusuran tersebut, pihaknya akan menuntut ke pengadilan mengingat banyak hak warga yang hilang. "Kami akan lihat di PTUN siapa yang benar, ini negara hukum yang baik," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, doa tersebut melibatkan puluhan warga Kalijodo yang terdiri atas anak-anak, ibu, dan remaja. Mereka berdoa dengan membentuk lingkaran sambil duduk di aspal jalanan.
Ada 15 eskavator yang diterjunkan untuk membongkar kafe dan permukiman di kawasan Kalijodo. Bangunan-bangunan tersebut baru dirobohkan pukul 07.30 WIB dengan dikawal aparat kepolisian.
Tidak ada perlawanan apa pun dari warga saat penggusuran di Kalijodo. Pembongkaran berjalan lancar tanpa ada hambatan apa pun. Sebelum pembongkaran, aparat gabungan menggelar apel pada pukul 06.00 WIB.
ABDUL AZIS