TEMPO.CO, Jakarta - Saluran air di Jalan Medan Merdeka Utara dipenuhi lumpur. Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat Idris D.N. memperkirakan lumpur di gorong-gorong itu sudah ada sejak 5 tahun lalu. Akibatnya, air tak dapat mengalir dengan lancar.
Idris mengatakan, untuk mencairkan lumpur yang mengeras, dia mengerahkan 25 personel, dua unit kendaraan operasional quick response, dan tiga unit kendaraan pompa. Kendaraan quick response berfungsi menyedot lumpur yang telah mencair. "Kami akan buang lumpur dari saluran air itu ke saluran PHB Abdul Muis," ujarnya, Kamis, 3 Maret 2016.
Salah satu anggota Komando Pasukan Katak, Kopaska, dari Komando Armada Kawasan Barat TNI Angkatan Laut, Kopral Dua Suhanda, mengatakan saluran air di depan Istana Kepresidenan dipenuhi lumpur. "Lumpurnya cukup tinggi dan kami harus merayap untuk melewatinya," ujarnya setelah menyusuri gorong-gorong itu.
Komandan Detasemen IV Satkopaska Koarmabar TNI AL Kapten Laut Edy Tirtayasa mengatakan, hingga saat ini, pasukannya belum menemukan adanya kulit kabel, seperti yang ditemukan di Jalan Medan Merdeka Selatan. "Sejauh ini temuan kami hanya sampah dan lumpur," katanya. Untuk memeriksa kondisi saluran air, dia mengerahkan 12 anggota Kopaska dengan peralatan lengkap, seperti tabung oksigen, helm, senter, hingga gunting baja.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menduga ada pihak yang ingin Jakarta banjir. Sebab, di Jalan Medan Merdeka Selatan, ditemukan kulit kabel hingga belasan truk. Akibatnya, kawasan Jalan Medan Merdeka sempat tergenang air saat hujan.
GANGSAR PARIKESIT