TEMPO.CO, Jakarta - Tim Komando Pasukan Katak dari Komando Armada Kawasan Barat TNI Angkatan Laut melakukan pemeriksaan gorong-gorong di sekitar Istana Merdeka. Hasilnya, drainase di depan Istana mengalir lancar, tapi beberapa saluran air lain tersumbat lumpur dan sampah. Kondisi paling parah ialah drainase yang mengarah ke Monas.
Seorang anggota Pasukan Katak, Kopral Dua Suhanda, terpaksa merayap di dalam gorong-gorong sedalam 1,2 meter karena di beberapa titik terdapat endapan lumpur yang mengeras setinggi 80 sentimeter. Suhanda masuk dari saluran penghubung di Jalan Abdul Muis sampai Jalan Medan Merdeka Utara sepanjang 150 meter selama 40 menit.
Untuk menghilangkan sumbatan lumpur, petugas Suku Dinas Kebakaran Jakarta Pusat mengguyur sedimentasi tersebut. Tiga unit kendaraan pompa dikerahkan untuk menyemprot dan menyedot lumpur yang diduga sudah mengendap selama enam tahun itu.
Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat Dicky Suherlan mengatakan tidak tahu kapan terakhir kali drainase di kawasan ring satu itu dibersihkan. Namun, dia menjelaskan, pemeriksaan saluran air biasanya disesuaikan dengan kondisi, seperti banjir atau turun hujan dengan intensitas tinggi. “Saya sudah minta tolong Pasukan Katak sejak Januari lalu,” ujarnya.
Sebelumnya, petugas juga menemukan sampah kabel yang menyumbat gorong-gorong di sepanjang Jalan Merdeka Barat. Kepala Dinas Tata Air Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan pemeriksaan gorong-gorong di sepanjang jalan itu baru dilakukan bulan lalu. “Banyak hal lain yang harus kami kerjakan,” ujarnya Selasa lalu. Ihwal dugaan sabotase akibat gulungan limbah kabel yang menyumbat saluran air, dia menyerahkan penelusurannya ke polisi.
Sementara itu Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menduga sampah kabel yang ditemukan di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan dan Jalan Abdul Muis itu adalah hasil curian. “Pencuri mengincar tembaganya,” ujarnya. Rencananya, polisi akan memanggil PT Perusahaan Listrik Negara untuk mendapatkan petunjuk.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI