TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Ahmad Dhani dan Yusril Ihza Mahendra bakal menunjuk lembaga survei independen untuk menilai tingkat elektabilitas dan popularitas mereka menjelang pilkada. Keduanya ogah menggunakan lembaga survei yang selama ini dianggap pro terhadap calon inkumben, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Kami tak ingin menipu diri dan hanya mencari kepuasan, shadow," kata Yusril saat berkunjung ke rumah Dhani di Jalan Pinang Emas III, Jakarta Selatan, Jumat, 4 Maret 2016.
Yusril dan Dhani belum menentukan lembaga mana yang akan menyigi popularitas mereka. Namun Yusril secara gamblang menyebutkan beberapa lembaga sigi yang dicoret dari pilihannya. "Bukan Cyrus, CSIS, dan Litbang Kompas," kata pakar hukum tata negara itu. "Kami cari yang netral dan tidak memihak salah satu."
Pasalnya, beberapa lembaga survei, seperti Cyrus, CSIS, dan Populi Center, menyatakan dukungan masyarakat terhadap Ahok tertinggi di antara calon lain. Elektabilitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sempat menempati posisi kedua. Ahok berada di atas angin sejak Ridwan membatalkan pencalonannya pada Senin, 29 Februari 2016.
Untuk menandingi survei tersebut, Yusril dan Dhani mengajak beberapa kandidat lain bergabung membiayai survei dari lembaga lain. Mereka mengajak Adhyaksa Dault dan Sandiaga Uno.
Lembaga sigi itu, ucap Yusril, akan memetakan popularitas kandidat dan tingkat penerimaan di mata masyarakat. Nantinya, kandidat dengan nilai rendah wajib mendukung tokoh suara tertinggi. "Apa pun keputusannya akan menjadi acuan bersama," ujar Yusril.
Dhani setuju atas wacana tersebut. Ia siap mendukung Yusril jika suaranya dalam survei kalah telak. "Saya akan menjadi juru kampanye kalau dia terpilih," tutur Dhani. Dhani berjanji, dukungannya akan sama seperti saat ia menjagokan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam pemilihan presiden 2014. "Totalitas implementasi, bukan cuma doa."
PUTRI ADITYOWATI