TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengajak pegawai di satuan kerja perangkat daerah, mulai Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, Dinas Pertamanan, hingga Pekerjaan Umum, menyaksikan film Jingga.
"Supaya mereka mengerti bagaimana melayani dengan lebih baik saudara kita yang kehilangan penglihatan," kata Ahok di Djakarta Theatre, Jumat, 4 Maret 2016.
Ahok meminta fasilitas umum yang ada di Jakarta lebih ramah terhadap penyandang disabilitas. Merujuk pada Singapura, lampu lalu lintas tidak hanya sekadar memberikan nyala lampu, tapi juga suara yang dapat didengar tunanetra yang hendak menyeberang. "Di Singapura, kalau sudah mau lampu merah, bunyinya tambah kencang. Jadi orang ngerti kalau detiknya mau habis," ucapnya.
Di Jakarta, menurut Ahok, masih banyak fasilitas yang belum ramah terhadap kaum tersebut. Salah satunya belum maksimalnya guide block untuk tunanetra. Ahok menyebutkan masih banyak guide block yang masih menabrak pohon dan tiang. Ahok menginginkan semua trotoar diratakan dan diperlebar.
Di sisi lain, Ahok menuturkan lebih baik orang mengalami buta penglihatan daripada buta hati nurani. Ahok ingin semua pejabat memiliki empati agar lebih peka terhadap keadaan.
Jingga merupakan film besutan Lola Amaria yang menceritakan tentang anak muda yang mengalami tunanetra. Dibumbui kisah percintaan dan persahabatan, film itu menampilkan realitas bahwa menjalani kehidupan sebagai seorang tunanetra bukanlah perkara mudah. Beberapa adegan menyentil betapa pelayanan untuk mereka belumlah optimal.
"Film ini sangat bagus. Kita patut hargai, walaupun film ini akan sulit laku. Artinya apa, kita masih banyak yang belum menghargai film nasional," kata Ahok.
LARISSA HUDA