TEMPO.CO, Depok - Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok menyatakan penganggur di Depok didominasi lulusan sekolah menengah kejuruan, yang mencapai 30 persen. Total penganggur di Depok, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sebanyak 68 ribu dari 894 ribu angkatan kerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Depok Diah Sadiah menuturkan penganggur di Depok didominasi lulusan SMK berdasarkan data BPS tahun 2013-2014. Angkatan SMK di Depok, berdasarkan kajian dari Dinas, banyak yang menganggur setelah lulus sekolah karena berangan-angan tinggi.
"Lulusan SMK banyak yang ingin kerja di bagian administrasi kantoran. Padahal peluang kerja kantoran di Depok kecil," tuturnya.
Ia menuturkan perusahaan perkantoran lebih memilih tenaga berpengalaman dan lulusan strata 1, sehingga banyak lulusan SMA/SMK di Depok menjadi penganggur setelah lulus sekolah. "Kalau mereka mau, bekerja di bagian lain, seperti pabrik. Mencari kerja di Depok mudah," ucapnya.
Lebih jauh ia mengatakan, dibanding kota lain, angka pengangguran di Depok cukup tinggi. Padahal angka kemiskinan di Depok sangat kecil, sekitar 2,18 persen, dari total penduduknya yang mencapai 2 juta jiwa.
"Ya, memang aneh, angka kemiskinan kecil, tapi pengangguran tinggi. Sebab, terlalu memilih," katanya.
Ia memperkirakan angka pengangguran tahun ini bisa meningkat dibanding pada tahun sebelumnya. Soalnya, selain bersaing dengan warga negara asing, penduduk lokal mesti menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Berdasarkan data, orang asing yang bekerja di Depok dan terdaftar di Dinas Tenaga Kerja mencapai 60 orang. Pekerja asing yang bekerja di Depok memang dikenai retribusi. "Syarat orang asing yang bekerja tidak boleh menjabat HRD," katanya.
IMAM HAMDI