TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak pernah meminta mahar darinya terkait pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang. Hanya, dengan memilih jalur independen, Ahok mengaku tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk mekanisme partai.
"Kalau independen biayanya bisa lebih murah, karena tidak perlu biaya untuk menggerakan seluruh mesin partai. Masyarakat yang bergerak sendiri," kata Ahok seusai peresmian gedung baru Rumah Sakit Budhi Asih, Cawang, Jumat, 11 Maret 2016.
Ahok mengatakan dengan memilih jalur independen ini, seluruh biaya berasal dari dana sumbangan masyarakat. Biaya tersebut misalnya digunakan untuk cetak 200 ribu formulir dukungan atau kaos kampanye.
"Tapi kalau lewat partai, partai yang mesti keluar duit. Dulu PDIP tidak minta uang ke saya, tapi PDIP kan keluar duit. Mereka mencari sumbangan," kata Ahok.
Sementara itu, hal yang sama dilakukan oleh Partai NasDem. Partai yang mendukung Ahok dalam pilgub DKI tersebut membuat sendiri kaos untuk kampanye dengan membubuhkan logo di huruf "O" pada Teman Ahok. Selain itu, Ahok mengatakan NasDem juga rutin mengadakan kegiatan setiap pekannya untuk mencari dukungan baik itu moril maupun materil. "Kalau Ahok mah enggak ada duit," kata dia.
Ahok telah memutuskan untuk memilih jalur independen bersama Teman Ahok, relawannya, ketimbang menunggu partai yang meminangnya. Keputusan ini didesak oleh Teman Ahok lantaran mereka harus memverifikasi ulang pendukung Ahok setelah memilih Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono sebagi pasangannya dalam Pilgub 2017 hingga Juni 2016 mendatang.
Selain desakan Teman Ahok, Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan jika melalui partai tentu membutuhkan biaya yang besar untuk kampanye melalui mekanisme partai.
LARISSA HUDA