TEMPO.CO, Jakarta – Pasca-kebakaran dan ledakan yang menewaskan empat orang, Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo di Jakarta Pusat dijaga lebih ketat daripada biasanya. Terlihat empat orang berseragam biru khas TNI Angkatan Laut menyeleksi pasien atau anggota keluarganya dari pengunjung lain yang datang, Senin, 14 Maret 2016.
Petugas itu menghalau masyarakat umum, termasuk kalangan wartawan, yang mencoba masuk area rumah sakit itu. Adapun keluarga pasien diperbolehkan berlalu-lalang di rumah sakit.
Selain itu, beberapa aparat Kepolisian Daerah Metro Jaya dan Markas Besar Polri telah berada di lokasi. Rencananya, pada hari ini, polisi menggelar olah tempat kejadian perkara di lokasi kebakaran.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 13.00 WIB di fasilitas Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT). “Terapi dimulai pada pukul 11.30 dengan tekanan 2,4 atmosfir. Lalu sekitar pukul 13.00, tekanan mulai dikurangi menuju 1 atmosfir. Tidak lama kemudian, muncul percikan api dari dalam chamber,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama M. Zainudin dalam keterangan tertulisnya.
Dia menuturkan petugas dengan cepat membuka system fire, tapi api dalam chamber membesar. Tekanan dalam chamber naik dengan cepat, sehingga safety valve terbuka dan menimbulkan ledakan.
Kebakaran itu juga menimbulkan asap putih tebal dan membuat pasien yang ada di fasilitas ruangan tersebut tidak dapat diselamatkan.
Mereka yang menjadi korban adalah Inspektur Jenderal Purnawirawan Abubakar Nataprawira, 65 tahun, Sulistyo (54), Edi Suwandi (67), dan dokter Dimas (28), yang merupakan pendamping Edi. Keempat korban baru dapat dievakuasi sejam kemudian dan segera dibawa ke instalasi kamar jenazah.
DESTRIANITA K.