TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama M. Zainuddin mengatakan TNI AL segera membentuk tim investigasi, yang terdiri atas kepolisian, ikatan hiperbarik Indonesia, dan beberapa ahli, untuk mencari penyebab meledaknya Ruang Chamber Miangas di Ruang Udara Bertekanan Tinggi, RS TNI Angkatan Laut Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
"Sementara dari percikan api bisa karena korsleting atau faktor lain. Olah TKP masih dilanjutkan," kata Zainudin saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa, 15 Maret 2016. Menurut Zainudin, ini adalah kejadian yang pertama.
Zainudin mengatakan pelaksanaan terapi dalam chamber memakan waktu 1,5-2 jam. Ia menegaskan sebelum menggunakan tabung chamber, ada standar prosedur operasi yang harus dilaksanakan. Mulai dari melepas jam tangan, cincin, ponsel, dan alat-alat metal seperti sabuk. "Itu tidak boleh dibawa masuk," ujarnya.
Ia mengatakan terapi chamber sudah sejak lama digunakan TNI AL. Operasi ini digunakan untuk personel TNI yang menyelam dan mengalami dekompresi di laut. Caranya, memasukkan oksigen murni ke dalam tubuh sehingga kadar oksigen kembali normal.
Rumah Sakit Mintohardjo, kata dia, pertama kali menggunakannya untuk publik pada 2013. Chamber tersebut adalah alat yang didatangkan dari Prancis. "Ada beberapa chamber yang dimiliki. Ada juga yang buat 12 orang dari Prancis," kata dia. Untuk chambers yang terbaru dari Spanyol untuk kapasitas 18-22 orang.
Untuk insiden kebakaran, kata dia, adalah chamber kecil berkapasitas empat orang yang berasal dari Prancis. Menurut Zainuddin, kebanyakan pasien chamber menggunakannya untuk menjaga kebugaran. "Perawatan alat rutin, kejadian seperti ini baru sekali," katanya.
RS TNI AL Mintohardjo menjadi perhatian setelah insiden kebakaran di Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), Senin, 14 Maret 2016. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama M. Zainudin mengatakan kebakaran terjadi pukul 13.00 WIB.
“Terapi dimulai pada pukul 11.30 dengan tekanan 2,4 atmosfer. Lalu sekitar pukul 13.00, tekanan mulai dikurangi menuju 1 atmosfer. Tidak lama kemudian, muncul percikan api dari dalam chamber,” ujar M. Zainudin, Senin, 14 Maret 2016.
ARKHELAUS W.